Sabtu, 20 April 2024

Ada tulisan ‘Bantuan Presiden’ di kantong Bansos, Mensos: Salahnya di mana?

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Bantuan sosial dari Presiden RI untuk masyarakat terdampak Covid-19. (Foto: CNN Indonesia)

Jakarta (Riaunews.com) – Menteri Sosial Juliari Batubara menilai wajar tulisan ‘Bantuan Presiden’ di kantong pembungkus bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat. Soal keterlambatan pengiriman, ia menyebut itu karena terkait bahan baku kantong.

“Salahnya di mana [soal tulisan bantuan presiden]? Apa ada foto presiden di kantongnya?” tuturnya, melalui pesan singkat kepada wartawan, Rabu (29/4/2020).

Dilansir CNN Indonesia, diketahui, Presiden Jokowi memberikan bantuan kepada masyarakat berupa paket sembako. Pada bagian kantong pembungkusnya terdapat tulisan ‘Bantuan Presiden’. Sebagian pihak juga menilai ada keterlambatan bansos itu karena pencetakan tulisan tersebut.

Juliari mengakui distribusi bansos sempat terkendala karena pemasok bahan untuk membungkus bansos kesulitan bahan baku yang harus impor.

“Awalnya iya, karena pemasok sebelumnya kesulitan bahan baku yang harus impor. Sekarang supply kantong sudah lancar,” ujar dia.

Untuk mempermudah proses pengemasan bansos, Juliari mengaku telah mengajak PT Sritex Tbk, perusahaan tekstil dan garmen, untuk membuat kantong pembungkus bansos.

“Sebagai info, Sritex tidak kami ajak sejak awal. Mereka baru supply kantong sejak Rabu lalu,” katanya.

Sebelumnya, pengemasan bansos sembako ini disebut terhambat karena keterlambatan kantong pembungkus bertuliskan ‘Bantuan Presiden’. Dari foto yang beredar, kantong pembungkus itu bertuliskan ‘Bantuan Presiden RI Bersama Lawan Covid-19’.

Di sisi atasnya terdapat tulisan Presiden RI. Di sisi bawah terdapat sejumlah imbauan yang kerap disampaikan presiden seperti mencuci tangan, memakai masker, dan jaga jarak. Sedangkan di bagian paling bawah terdapat logo Kemensos.

Sebelumnya, sejumlah politikus di beberapa daerah juga ‘nampang’ di paket bansos kepada warga berupa penempelan foto atau gambar di kantong bantuan. Hal itu dinilai sejumlah pihak tak etis karena mendompleng paket bantuan bencana Covid-19.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *