Senin, 25 November 2024

Ini kronologi jatuhnya pesawat Hawk TNI AU menurut KASAU

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Pekanbaru (Riaunews.com) – Pesawat tempur milik TNI AU jenis Hawk 0209 TT jatuh di pemukiman warga di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau pada Senin (15/6/2020) pagi.

Pesawat yang dipiloti Lettu Pnb Aprianto Ismail itu ternyata baru selesai melaksanakan misi latihan tempur di wilayah Siabu.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan, ada tiga pesawat yang terbang ke areal latihan militer Siabu, Kampar pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB. Satu jam kemudian, pesawat itu menyelesaikan misi dan kembali ke pangkalan udara Roesmin Nurjadin.

Baca: Warga tolong pilot pesawat TNI AU yang jatuh di Kampar

“Ketiga pesawat selesai melaksanakan latihan penembakan di Siabu dan akan kembali untuk mendarat. Pada saat kembali, pesawat berurutan pesawat 1, 2 dan 3. Yang kecelakaan itu posisi terakhir, ke 3,” kata Fadjar kepada wartawan di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

Sebelum jatuh, Lettu Ismail, sempat melaporkan ke markasnya, bahwa terdapat kejanggalan pada bagian mesin. Kemudian, lampu indikator peringatan juga menyala, terindikasi adanya kerusakan bagian mesin.

Bahkan, pilot juga sempat merasakan adanya suara ledakan pada bagian mesin hingga mesin pesawat buatan Inggris itu benar-benar kehilangan daya. Akhirnya, pesawat Hawk itu terhempas dan jatuh menimpa beberapa rumah warga.

“Lokasi jatuhnya pesawat, berada sekitar dua kilometer dari ujung landasan. Pesawat berada 500 kaki ketika kehilangan tenaga dan jatuh menimpa rumah warga,” katanya.

Baca: Pesawat Tempur TNI AU jatuh timpa rumah warga

Kondisi rumah warga yang hancur akibat tertimpa Hawk itu dalam keadaan kosong. Kondisi pilot dalam keadaan baik dan tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. antara pilot dan kursi pelontar berjarak sekitar 20an meter. Bahkan tak jauh dari lokasi badan pesawat yang terbakar.

“Pilot melaporkan ada suara aneh diikuti lampu peringatan menyala ketika terjadi sesuatu tidak benar di mesin. Kemudian mesin kehilangan tenaga atau lost power. Namun pada saat itu komunikasi masih normal dan pilot memutuskan untuk eject dengan kursi pelontar,” jelasnya.

Hingga kini, bangkai pesawat masih berada di lokasi kejadian. Pesawat itu sempat akan dievakuasi. Sejumlah personel TNI AU juga sedang melakukan investigasi terkait insiden tersebut. Namun, truk crane yang direncanakan mengevakuasi telah ditarik kembali.

“Evakuasi pesawat mungkin masih ada beberapa hari, kita masih akan melakukan investigasi,” kata Fadjar.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *