Kamis, 28 November 2024

Kudeta Boneka

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Boni Hargens melampar isu adanya rencana kudeta oleh oposisi.

Oleh: M Rizal Fadillah

Boni Hargens ditertawakan Netizen gara-gara menyatakan bahwa ia mengantongi nama-nama tokoh oposisi yang akan melakukan kudeta. Kudeta artinya pengambilalihan kekuasaan secara paksa. Di antara Netizen mengomentari bahwa oposisi tak mungkin kudeta yang ia dengar justru orang sekitar kekuasaan yang berfikir menggusur Jokowi seperti saat Mega menggusur Gus Dur.

Sebagian lagi menyatakan sedang menunggu mundur sendiri bukan kudeta. Menurut Hargens adanya kelompok yang ia sebut “laskar pengacau negara” merencanakan kudeta dengan memanfaatkan situasi pandemi Covid-19. Krisis ekonomi, isu perpecahan dan komunisme. Masalah Papua juga.

Baca: Boni Hargens ngaku kantongi nama tokoh oposisi yang ingin mengkudeta Jokowi

Isu kudeta di samping tak menarik juga tak rasional. Tak ada sejarah kudeta selain agenda yang justru dilakukan PKI dan antek antek komunis. Faham kiri ini otaknya mesum dan penuh fikiran kudeta. Tahun 1965 tentara difitnah oleh PKI akan kudeta, padahal dirinya sendiri. Boni salah tembak ke arah oposisi Jokowi.

Isu komunis mengemuka bukan “buat-buatan” akan tetapi sebagai reaksi dari gerakan kiri di masyarakat atau khususnya di DPR yang mulai menyusupkan ide dan faham komunis melalui RUU HIP. Disinyalir para penunggang ideologi Pancasila ini yang ingin membelokkan arah Pancasila.

Bersemangat menghapus Ketetapan MPRS tentang pembubaran PKI, melarang PKI, dan larangan menyebarkan Komunisme/Marxisme-Leninisme. Inilah gerakan kontemporer “kader-kader” komunis yang perlu diwaspadai itu.

Boni Hargens tidak bermutu berbicara agenda kudeta “laskar pengacau negara”. Bila ia tak mampu melihat aksi “kader-kader” komunis di DPR itu. Wajar jika orang bisa beranggapan bahwa Boni menjadi bagian dari pola maling teriak maling.

Baca: Rocky Gerung: Masuk akal jika rezim Jokowi lengser

Isu kudeta untuk memproteksi Jokowi seperti ceritra sandiwara boneka. Ya kudeta boneka. Karena yang faktual justru isu pemakzulan.

Pemberhentian Presiden secara konstitusional. Presiden yang dinilai sudah tidak mampu lagi mengelola negara.

Pasal 7 A UUD 1945 mengatur absahnya pemakzulan tersebut. Bukan kudeta. Sejak periode awal Jokowi sudah dipertanyakan kapasitasnya. Di periode kedua pertanyaan itu muncul lebih besar lagi.

Pandemi covid 19 menempatkan posisinya lebih berantakan. Ambyar.

Jahatnya Boni justru menuduh kelompok yang akan kudeta itu adalah yang dahulu ingin memenangkan Pilpres 2024, lalu HTI, kemudian “barisan oportunis yang haus kekuasaan dan uang”. Sebaiknya jika ia sudah mengantongi nama-nama tokoh oposisi yang akan “mengkudeta Jokowi” sebut saja ke publik.

Jika nama-nama oposisi yang disebutkan Boni benar jaringan kudeta maka Hargens bisa jadi pahlawan, hero penyelanat bangsa dan negara. Namun jika tidak, maka itu akan menjadi semburan fitnah ala komunis yang biasanya “asal tembak dan asal jeplak” demi jilatan pada penguasa.

Baca: Luhut Memang Hebat, Megawati dan PDIP Tak Berkutik

Cerita kudeta boneka sedang dimainkan untuk membangun soliditas palsu. Cerita selalu berulang sebagaimana PKI menuduh adanya Dewan Jenderal yang akan mengkudeta Soekarno. Padahal yang ada adalah gerakan PKI yang sedang menelikung dan memanfaatkan Soekarno.

Untung saja Kolonel Untung tidak beruntung. Si tukang fitnah PKI harus menanggung akibat dari perbuatannya sendiri.

PKI tak pernah kapok berkhianat sejak 1927, 1948, dan 1965. Kini baunya mulai menyengat. Ia bergerilya di area kekuasaan. Berlindung pada ideologi Negara. Seolah ia bela habis-habisan Pancasila padahal sebenarnya ia ingin tendang jauh-jauh. Hingga ke Ekasila.

Seperti biasa, anasir PKI pandai berpura-pura dalam bermain propaganda dan berstandar politik ganda.

Meski wajar namanya juga boneka. Boneka Cina !***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan