
Jakarta (Riaunews.com) – Arief Poyuono ‘menantang’ sang Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, untuk mengambil langkah atas dirinya, sebagai buntut isu ‘PKI dimainkan kadrun’ yang pernah diucapkannya dalam sebuah wawancara yang tayang di kanal Youtube.
“Ya silakan aja Prabowo mengambil langkah. Prabowo sangat kenal saya, dan tahu diri saya. Ketika saya membuka sesuatu, dia sangat tahu, dan Prabowo mengerti,” ujar Wakil Ketua Umum Gerindra tersebut, sebagaimana dilansir Detikcom, Sabtu (20/6/2020).
Baca: Poyuono tegaskan takkan hadiri sidang MK Partai Gerindra
Sebelumnya, Waketum Gerindra lainnya, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan Prabowo Subianto akan mengambil langkah jika Poyuono tak datang dalam sidang klarifikasinya.
Kalau dia tidak datang, setelah dipanggil secara patut, maka sesuai dengan peraturan yang ada di Partai Gerindra, maka Ketua Umum atau Ketua Dewan Pembina yang akan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu. Langkah-langkah yang dianggap perlu itu tentunya sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,” imbuhnya.
Dasco menjelaskan pemanggilan terhadap Poyuono karena dirinya yang bukan juru bicara resmi partai dinilai menyalahi kode etik dalam membuat pernyataan. Menurut Dasco, ada pakem khusus di internal Gerindra dalam menyampaikan pernyataan mewakili partai.
“Memang Partai Gerindra adalah partai koalisi, namun dalam melakukan pembelaan terhadap pemerintah atau kepala negara juga ada tata cara atau strategi yang sudah digariskan oleh Ketua Umum atau Ketua Dewan Pembina kami. Tidak lantas kemudian mengeluarkan statement yang membela (pemerintah), namun menyerang pihak-pihak lain,” tegas Dasco.
Baca: Habiburokhman ingatkan Arief Poyuono jangan tiru Malin Kundang
Isu yang dilempar Poyuono membuat hubungannya dengan sejumlah petinggi partai Gerindra menjadi panas.
Di media, Poyuono ‘bersahut-sahutan’ dengan Habiburokhman yang merupakan anggota Mahkamah Partai, dan Andre Rosiade, Ketua DPD Gerindra Sumbar.
Poyuono kepada media mahkan mempertanyakan ‘Siapa Habiburokhman’ yang akan memanggilanya dalam persidangan MK Partai.
Sedangkan Andre Rosiade dianggap ‘anak kemarin sore’ oleh Poyuono sehingga komentarnya tak perlu didengar.***