Kamis, 28 November 2024

Alasan cegah spionase China, Trump larang transaksi dengan perusahaan induk TikTok dan WeChat

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Dua aplikasi populer asal China, WeChat dan TikTok, mendapat sorotan Presiden AS, Donald Trump.

Washington (Riaunews.com) – Presiden AS Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif untuk melarang transaksi dengan perusahaan induk TikTok, ByteDance.

Perintah eksekutif itu mengatakan AS harus mengambil tindakan agresif terhadap pemilik TikTok untuk melindungi keamanan nasional.

Berdasarkan perintah tersebut, dimulai dalam 45 hari ke depan, setiap transaksi AS dengan ByteDance akan dilarang.

Baca: Kampanye Trump disabotase fan K-Pop dan Pengguna TikTok

Pada Kamis (6/8/2020) malam, Trump juga melakukan tindakan serupa untuk melarang WeChat, sebuah aplikasi milik raksasa teknologi Tencent yang berbasis di China.

Dalam kedua perintah eksekutif itu, dia mengatakan telah menemukan langkah-langkah tambahan harus diambil untuk menangani keadaan darurat nasional sehubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi serta rantai pasokan layanan.

Dia menambahkan, “Penyebaran aplikasi seluler di Amerika Serikat yang dikembangkan dan dimiliki oleh perusahaan di Republik Rakyat China terus mengancam keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi Amerika Serikat.”

Dia menyebut kedua aplikasi sebagai ancaman.

“Pada saat ini, tindakan harus diambil untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh satu aplikasi seluler, khususnya TikTok,” ucap Trump.

Presiden dari Partai Republik ini mengatakan, pengumpulan data TikTok dapat memungkinkan China melacak pegawai pemerintah AS dan mengumpulkan informasi pribadi untuk pemerasan, atau untuk melakukan spionase perusahaan.

Dia mencatat bahwa laporan menunjukkan TikTok menyensor konten yang dianggap sensitif secara politis, seperti protes di Hong Kong dan perlakuan Beijing terhadap Uighur, minoritas Muslim di Xinjiang.

Baca: Jokowi sarankan BPIP pakai Tiktok dan artis ‘endorse’ Pancasila pada kaum milenial

Presiden AS mengatakan Departemen Keamanan Dalam Negeri, Administrasi Keamanan Transportasi (yang mengawasi penyaringan bandara AS) dan Angkatan Bersenjata AS telah melarang TikTok pada telepon

Sebelumnya, para pejabat keamanan AS telah mengungkapkan kekhawatiran kalau aplikasi milik perusahaan China ByteDance tersebut bisa digunakan untuk mengumpulkan data pribadi warga Amerika.

Aplikasi populer itu memiliki hingga 80 juta pengguna aktif dalam sebulan di Amerika, dan larangan ini bisa menjadi pukulan telak bagi ByteDance.

Di sisi lain, Microsoft berkali-kali dilaporkan bernegosiasi untuk membeli aplikasi tersebut dari ByteDance, tapi Trump tampak menimbulkan keraguan kalau kesepakatan seperti itu akan diizinkan untuk tercapai. Jika memang digolkan, berbagai laporan mengatakan kesepakatan itu akan meliputi ByteDance menggugurkan operasi TikTok di AS.

Juru bicara TikTok menolak untuk berkomentar tentang langkah tersebut namun mengatakan perusahaan “yakin dengan kesuksesan jangka panjang TikTok” di AS.

Pelarangan TikTok ini muncul pada saat meningkatnya ketegangan antara pemerintahan Trump dan pemerintah China atas sejumlah masalah, termasuk sengketa dagang dan cara Beiing menangani wabah virus corona.***

 

Sumber: BBC
Editor: Ilva


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan