Taheran (Riaunews.com) – Iran mengecam kesepakatan membangun hubungan diplomatik penuh antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel, menyebutnya ibarat tusukan dari belakang bagi seluruh umat Muslim.
Teheran, dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri pada Jumat, menyebut normalisasi hubungan antara kedua negara tersebut berbahaya, merupakan tindakan memalukan dan memperingatkan UEA agar Israel tidak mencampuri “persamaan politik” di kawasan Teluk.
Baca: Turki ancam tarik Dubesdari Abu Dhabi, buntut UAE normalisasi hubungan dengan Israel
“Pemerintah UEA dan pemerintah lain yang mengikutinya harus menerima pertanggungjawaban atas semua konsekuensi dari tindakan ini,” kata pernyataan tersebut, dikutip dari Aljazeera, Minggu (16/8).
“Langkah itu merupakan tindakan “kebodohan strategis dari Abu Dhabi dan Tel Aviv yang tidak diragukan lagi akan memperkuat poros perlawanan di kawasan,” lanjutnya.
“Rakyat tertindas Palestina dan semua negara merdeka dunia tak akan pernah memaafkan normalisasi hubungan dengan rezim pendudukan penjahat Israel dan keterlibatan dalam kejahatannya.”
Dalam sebuah kesepakatan yang difasilitasi Amerika Serikat (AS), UEA dan Israel mengumumkan pada Kamis, mereka sepakat membangun hubungan diplomatik penuh dan Israel akan menunda rencana aneksasi tanah yang diduduki di Palestina.
Perjanjian tersebut menjadikan UEA negara Teluk Arab pertama – dan negara Arab ketiga setelah Mesir dan Yordania – yang memiliki hubungan diplomatik penuh dengan Israel. Mereka mengumumkannya dalam pernyataan bersama, mengatakan kesepakatan antara Israel dan UEA diharapkan dalam beberapa pekan mendatang mulai terwujud di berbagai bidang seperti pariwisata, penerbangan langsung, dan kedutaan.
Kementerian Luar Negeri Iran menyebut kesepakatan itu sebagai “belati yang secara tidak adil ditusukkan UEA dari belakang pada rakyat Palestina dan semua Muslim”.
Baca: Palestina kecam Google dan Apple karena hapus mereka dari peta online
Kesepakatan itu berarti “pengkhianatan” dan harus dibatalkan, kata Hossein Amirabdollahian, seorang penasihat ketua parlemen Iran pada Jumat di Twitter.
Mantan Kepala Garda Revolusi Iran, Mohsen Rezaei, mengatakan di Twitter bahwa UEA telah menjadikan dirinya “surga Israel” selama 10 tahun terakhir.
“Tidak ada pejuang Muslim yang bersemangat dan tidak ada orang Arab yang mengkhianati Palestina, hanya tusukan tanpa cela dari belakang,” katanya.
Rezaei menuduh UEA bekerja dengan agen mata-mata Israel, Mossad, untuk menciptakan “jaringan spionase dan intelijen” di wilayah tersebut.
Para pejabat UEA mengatakan mereka berharap kesepakatan yang baru ditandatangani itu akan “mengubah dinamika” menuju aneksasi Israel atas tanah Palestina tetapi menekankan itu akan menjadi proses yang panjang.
Baca: Israel ubah puluhan masjid Palestina jadi bar, sinagoga atau menghancurkannya
“Bahkan perjanjian dan perjanjian yang tertulis dalam undang-undang tidak serta merta bertahan dalam ujian waktu, sekali lagi kami membuka pintu, kami berharap Israel akan melihat manfaat dari langkah ini dan banyak langkah lain yang dapat diikuti dari negara-negara kawasan,” kata pejabat UEA, Omar Ghobash.
Sumber: Merdeka
Editor: Ilva
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.