Jakarta (Riaunews.com) – Sebuah pengakuan muncul dari salah satu influencer atau buzzer yang ternyata dibayar untuk menyuarakan Omnibus Law RUU Cipta Kerja (Ciptaker) melalui hashtag #IndonesiaButuhKerja di instagram.
Bila dilihat dari caption atau keterangan yang diunggah oleh para influencer atau buzzer di Instagram, diketahui #IndonesiaButuhKerja merupakan salah satu bentuk dukungan untuk melanggengkan RUU Cipta Kerja.
Satria Ramadhan selaku Manager dari Aditya Fadila (Adit Insomnia) mengatakan, postingan yang pernah diunggah oleh Aditya melalui akun @adit_insomnia dengan hashtag #IndonesiaButuhKerja mendapatkan fee atau komisi.
“Postingan itu ada fee untuk posting, jadi semacam buzzer karena kebetulan yang urus adalah temannya Adit,” kata Satria kepada CNBC Indonesia, Kamis (13/8/2020).
Hal itu dijelaskan oleh Satria karena sebelumnya dia mengklaim unggahan @adit_insomnia merupakan postingan tanpa berbayar dan dilakukan Aditya secara sukarela.
Kendati demikian, Satria enggan menyebut berapa besaran fee yang didapatkan oleh Aditya setelah mengunggah kampanye #IndonesiaButuhKerja. “Kalau yang ini saya gak bisa sebut, tapi yang pasti di bawah rate Adit,” tuturnya.
“Jadi bukan sukarela. Kita gak tau kalo itu ada sangkut pautnya dengan pemerintah apalagi berhubungan dengan RUU, karena di briefnya gak ada,” kata Satria melanjutkan.
Satria menjelaskan, postingan yang diunggah oleh Aditya hanya untuk menolong teman Aditya yang seprofesi, yang katanya telah menjalankan proyek kampanye ini.
Saat dikonfirmasi, apakah teman seprofesinya tersebut berasal dari kementerian/lembaga negara, Satria mengaku bukan berasal dari kalangan pemerintahan. Satria pun enggan menyebut siapa nama teman Aditya tersebut.
“Bukan, teman seprofesi. Tapi dia keberatan disebutkan. Karena memang niatnya bantu temen yang megang proyek ini,” tuturnya.
Secara terpisah, Gofar Hilman juga melakukan klafirikasi atas postingan yang pernah diunggahnya melalui akun Instagram-nya yang juga ikut mengkampanyekan #IndonesiaButuhKerja.
Gofar mengatakan, dirinya mendapatkan tawaran untuk membuat membuat sebuah video dengan tema kreativitas di rumah dan bagaimana cara yang kreatif untuk bertahan di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
“Dari deck presentasi dan brief yang gue dapat, tidak ada disebutkan mengenai RUU apapun. Dan apa yang gue sampaikan melalui video dan tulisan, tidak ada pernyataan bahwa gue mendukung ataupun mengecilkan salah satu pihak tertentu,” tulis Gofar dalam cuitannya melalui akun twitternya @pergijauh, Kamis (13/8/2020).
Gofar mengakui, dirinya dan tim tidak melakukan riset yang lebih dalam sebelum dan sesudah menerima pekerjaan.
“Melalui tulisan ini gue secara pribadi minta maaf dan ke depannya gue dan tim akan lebih berhati-hati ketika menerima pekerjaan,” kata Gofar melanjutkan.
CNBC Indonesia sudah mengonfirmasi berapa fee atau komisi yang didapatkan oleh Gofar Hilman dan timnya, namun yang mewakili Management Gofar enggan memberikan keterangan terkait.
“Tidak ada pernyataan lain selain yang sudah kami muat via Twitter ya,” kata Fadil yang mewakili Managemen Gofar kepada CNBC Indonesia melalui surat elektronik atau e-mail.***
Editor: Ilva