Ankara (Riaunews.com) – Turki mempertimbangkan rencana menghentikan hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan menarik duta besarnya setelah kesepakatan negara Teluk tersebut dan Israel untuk menormalisasi hubungan. Demikian disampaikan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Kementerian Luar Negeri Turki juga mengatakan, sejarah tak akan memaafkan kemunafikan UEA atas kesepakatan tersebut.
Baca: Israel ubah puluhan masjid Palestina jadi bar, sinagoga atau menghancurkannya
Para pemimpin Palestina mengecam pengumuman kesepakatan tersebut sebagai “tusukan dari belakang” bagi mereka.
“Tindakan melawan Palestina bukan suatu langkah yang dapat diterima. Sekarang, Palestina apakah menutup atau menarik kedutaannya. Hal sama yang sah bagi kami sekarang,” kata Erdogan pada Jumat, dikutip dari Aljazeera, Ahad (16/8/2020).
“Saya sampaikan kepadanya (Menteri Luar Negeri Turki) kita mungkin juga mengambil langkah menghentikan hubungan diplomatik dengan Abu Dhabi atau menarik kembali duta besar kita,” lanjutnya.
UEA adalah negara Arab ketiga yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel, setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.
Kementerian Luar Negeri Turki sebelumnya menyampaikan Palestina berhak menolak kesepakatan tersebut karena UEA mengkhianati tujuan mereka.
“Sejarah dan suara hati rakyat di wilayah itu tak akan melupakan dan tak pernah memaafkan sikap kemunafikan ini,” kata pernyataan tersebut.
Baca: Ribuan masyarakat Turki laksanakan shalat Idul Adha perdana di Masjid Hagia Sophia
Turki memiliki hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel, tapi hubungan tersebut mengalami ketegangan selama bertahun-tahun. Pada 2010, komando Israel membunuh 10 aktivis Turki yang memcoba menerobos blokade Jalur Gaza, yang dipimpin gerakan Hamas Palestina.
Sumber: Merdeka
Editor: Ilva
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.