Jumat, 29 Maret 2024

DW Indonesia diserang Netizen, gegara ‘mengusik’ hak orangtua ajari anak mereka memakai jilbab

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
DW Indonesia
Tangkapan layar artikel DW yang mengkritisi hak orang tua yang mengajarkan anak untuk memakai jilbab.

Jakarta (Riaunews.com) – Akun sosial media DW Indonesia @dw_indonesia milik Deutsche Welle media milik pemerintah Jerman yang berada di Indonesia, kali ini menjadi bulan-bulanan netizen karena mencoba untuk “mengusik” persoalan pelajaran akidah kepada anak-anak perempuan yang menggunakan jilbab, oleh orang tua mereka.

DW Indonesia memposting sebuah video yang berisikan tentang orang tua perempuan yang sedang mengajari anak perempuan mereka menggunakan jilbab, dan juga harapan dan keinginan orang tua mereka terhadap “identitas” sebagai seorang muslim.

Baca: Dipaksa lepas jilbab, Muslimah Los Angeles tuntut polisi

Dalam postingannya DW Indonesia, mencoba mempertanyakan apakah pemakaian jilbab tersebut, atas pilihan anak itu sendiri ? “Apakah anak-anak yang dipakaikan #jilbab itu memiliki pilihan atas apa yang ingin ia kenakan?“.

Bahkan untuk memperkuat pernyataan dan pertanyaan mereka, dalam video tersebut disambungkan dengan pendapat beberapa orang psikologi yang justru terlihat lebih berpihak pada postingan dan tujuan DW Indonesia, yakni perempuan yang tidak mengenakan jilbab namun mengaku feminis muslim. Dan tidak menyertakan pendapat dari alim ulama dan cendikiawan muslim yang mumpuni.

Akibatnya DW diserang oleh netizen, karena sudah mencoba untuk bertindak secara sepihak namun disisi lain justru tidak memperlihatkan “niat” yang baik, walaupun DW Indonesia sempat menjawab beberapa komentar netizen yang masuk, dengan bertindak seolah-olah bijaksana, namun tetap saja menjadi bulan-bulanan netizen.

“Pemakaian jilbab karena kesadaran, sebagai pilihan dan ekspresi pencarian jati diri, tanpa paksaan atau tekanan, patut dihormati dan dihargai.” @dw_indonesia

“Apakah anak bayi yang dipakaikan #baju itu memiliki pilihan atas apa yang ingin ia kenakan?” @zarazettirazr melanjutkan postingannya, “Apakah anak2 yang disekolahin TK punya pilihan ? Perasaan gue males banget sekolah TK dulu. tapi sekolah juga karena dipaksa ortu , uda gede kubersyukur.”

Baca: Kisah penemu rapid test di Singapura yang mualaf dan putuskan memakai jilbab

“Silahkan mendidik anak dengan standar moral masing2, sepanjang tidak ada perbuatan melanggar hukum, tidak usah merecoki urusan rumah tangga orang lain. Begitu kalau mau konsisten bersikap liberal.” @archabandung

“Ribet amat,, gw n adik2 gw dr kecil pake jilbab ga punya rasa minder atau berbeda dlm pergaulan.. apalagi sejak di Australia ditmpt cm gw yg pake hijab ga da punya rasa berbeda.. santuyyy aja ..bule2 aje kaga ribet.” @masithah_oliver

“Kasihan lu min, nga ada pilihan sehingga mesti merecoki yg beginian.Anak2 itu ibarat kertas putih, dari kecil mereka di ajar kebaikan & nilai2 keagamaan. Nanti kalau lo punya anak, pasti paham min.” @Bakwan_

“Orang tualah yg memilihkan anak tentang sesuatu karena belum mempunyai pertimbangan…bila ortu membebaskanx….,,.nikmati hasilmu.” @mitra_achmad

“Semoga tumbuh jadi anak-anak sehat yang bahagia dan toleran.” @dw_indonesia. rupanya cara mengelak dapat “serangan” dari netizen lainnya, “Jualan Toleransi tapi lu sendiri ga toleran, memakai jilbab adalah bagian dari keyakinan dan keimanan kenapa lu usik, nanti kalo gue bilang nganu lu teriak paling kenceng Islam Tidak Toleran kan Goblok.” @AcanAbu.

Baca: Heboh video Tri Rismaharini dibaptis, benarkah?

“Praktik2 agama seharusnya tidak perlu disoal oleh akun yg mengatasnamakan Indonesia. Masih panjang list Anda mempertanyakan Praktik2 agama Apakah Anak2 punya pilihan untuk: 1. Yakin bahwa Tuhan itu ada atau tidak? 2. Perlu beragama/tidak? 3. Boleh shalat/tidak? Dan seterusnya.” @axdwin

“Alhamdulillah SMP gua dah di PAKSA pake jilbab bgtu gak ketrima di pesantren assalam.. Gak ngebayangin seandainya bokap nyokap gak maksain soal pendidikan agama.. DAN JADI BAJINGAN mgkin sekarang.. naudzubillah..” @TatuBelbel

DW Indonesia tetap mencoba untuk mengelak dengan mencoba bertindak bijaksana dengan narasi, “Semua orang punya potensi untuk menjadi orang baik dan menebar kebaikan. Salam kebaikan.” Namun rupanya netizen tidak “membiarkan” DW Indonesia memakai “topeng” kebijaksanaan, “Semua potensi kebaikan manusia itu hrs ditanam dr semenjak dini agar itu menjadi karakter saat anak2 sdh dewasa. Islam selama 1400 thn lbh sdh mengajarkan kami utk mendidik anak2 akan kebaikan tsbt, termasuk akhlak mrk utk menutup auratnya.” @dondi_zulheri

“buat saya ini membiasakan yang baik, tapi klo masih kecil gapapa klo gak usah sering-sering. Prinsip orang beda-beda btw. Agree to disagree,” @cleocatraaa

“Anak kecil blom bisa nentuin mana yg baik, org tualah yg ngarahin yg menurutnya baik.. Lu kalo punya anak ga mau sekolah apa lu turutin ga sekolah? Kan pasti lu paksa untuk sekolah.. Kalo lu turutin tu anak ga sekolah ya elu bego namanya jadi orang tua..” @kaprikurt.

Baca: Mahfud MD: Yang sebut ada Islamphobia di Indonesia adalah pihak yang kalah

“1. Apakah pengendara yg berhenti saat lampu merah itu bisa memilih jalan terus ? 2. Apakah pengendara motor bisa memilih tidak pakai helm ? 3. dll . Mereka bisa aja memilih melanggar apa2 yg sudah ditentukan. Tapi semua ada KONSEKWENSI nya. Begitu aja sih.” @kangsemproel

“Bukan masalah suka atau tidak suka mau atau tidak mau tetapi itu masalah Kewajiban orang tua mendidik agama pada anaknya sedari kecil sebagai bentuk tanggung jawab sebagai orang tua dan kelak akan dipinta pertanggung jawaban orang tua dalam mendidik anak.” @Adijay1305K4

“Deutsche welle biasanya bahas inovasi teknologi sama perbaikan kualitas hidup dengan harmoni sama alam. Tapi koq @dw_indonesia mainannya isu Islam dibenturin sama liberalisme sih? Udah sarapan angka sama joget ubur-ubur ya?” @Febry_Ardyana

“Kerudung & jilbab adalah kewajiban dlm Islam. menanamkan prinsip wajib pd anak2 tentu dg cara yg menyenangkan, menentramkan, tanpa paksaan, & sejak dini karena membutuhkan proses & waktu yg tdk sedikit.” @cleomaharanizo.

Baca: Kisah hidup: Dulu bernama Amalia, transgender ini sekarang mantap menjadi pria dengan nama Amar Al-Fikar

“Pemakaian jilbab karena kesadaran, sebagai pilihan dan ekspresi pencarian jati diri, tanpa paksaan atau tekanan, patut dihormati dan dihargai.” @dw_indonesia langsung saja dibalas, “Pembayaran pajak itu adalah kesadaran, sebagai pilihan dan ekspresi pencarian jati diri seorg WNI, tanpa paksaan atau tekanan, patut dihormati dan dihargai.. Cobaa lu bilang gitu ke kantor pajak Atau lu sebutin klimat lu tdi ke salah satu tokoh agama, biar lu di siram.’ @PicesaParawaika

“Lha, anak2 juga dipaksa mandi, makan sayur, belajar, tidur pada waktunya, dsb. Kok ga dibahas? Eh…mungkin admin pas masih kecil dah ATAS KESADARAN SENDIRI mandi, makan sayur, gosok gigi, belajar. Hebat deh, admin! Bravo!” @muthiahhaniif

“Salam hangat…..yang dimaksud oleh psikolog adalah soal pembentukan karakter identitasnya. Terima kasih.” tulis @dw_indonesia yang rupanya mulai gerah dengan komentar netizen yang ternyata sebagian besar justru semakin menekan dengan membalas postingan mereka, “Emang kalo diajarin pake jilbab kenapa?? Karakter nya kenapa?? Kalian kalo mau jadi media berimbang narasumber ya dari kalangan Islam jg. Janga liberal semua! Heran hari gini ada yg masalahin pake jilbab dari kecil. Kalian yg mancing bikin ribut trs!” @kakak_pembina

“Orang tua menjadi madrasah bagi anak2 nya, mereka berhak mengajari yg terbaik bagi anaknya. Terlepas apabila nnti anaknya sudah balig atau berakal malah milih tdk berhijab itu silahkan tapi jahanam waiting for you beb.” @Fayaaaddd

“Tiba2 keluar berita ini sih? Biasanya bahas sains dan teknologi. Lagipula seorang anak akan mengikuti ajaran dari ortu apapun keyakinannya. Memang penulis berita ini waktu kecil udh bisa berpikir “merdeka” dgn beda pilihan dari ortu? Kalau tidak, ini menyudutkan 1 pihak dong ya.” @AlifSB.

Baca: Pengusaha mie Pekanbaru resmi mualaf di hadapan Ketua Umum PB GNUP Covid 19 dan Tokoh NU

Namun rupanya ada juga yang memanfaatkan video yang dibagikan DW Indonesia, dan hasilnya cukup mempermudah akun bernama @Tan_Markonah2, “Gara2 video lu anak gw minta pakai jilbab, Makasi ya udah share.”

“Terkadang setelah gedhe kita bersyukur saat kecil sering dipaksa gini gitu ma ortu. Selama itu hal yg baik gk msalah, apalagi ini pakai hijab kan emg urusan agama masing2. Kecuali kalau anak kamu kristen dan km paksa pakai jilbab itu yg baru aneh.” @wagiman_jaya

“makanya min kalo bikin narasi terjun dulu ke masyarakat, diteliti dulu…lha wong narsum yg ko pilih org liberal.. sbg admin pikirannya jangan sempit, tanya jg pendapat ustad, psikolog muslim.sbagai media cab luar negeri harusnya netral..up your mind.” @bonniebulb

“Pembahasan menarik, tapi saya tetap menginginkan putri saya menjalankan perintah Allah terlepas usianya masih dini. Kebetulan dulu TK setiap hari Jumat pakai baju bebas, jadi saya berikan pakaian muslim. Dia dan teman-temannya tetap bermain dengan riang, meski berbeda agama.”

“Perbedaan yang ada justru membuat warna selama dilakukan dengan baik. Anak-anak di TK ini kebetulan dari berbagai latar agama yang berbeda, orang tua juga fine-fine aja. Anak-anak ini malah sudah belajar toleransi beragama dengan baik.” @arinazulfaa

“Knp anak sjk kecil diajak ke masjid utk yg muslim, atau ke gereja utk yg nasrani ? Itu bagian dari pengajaran tentang ibadah & agama sejak usia dini. Jilbab bagian utk menutupi aurat seorang wanita muslim. Selayaknya sjk kecil diajarkan jg. Kalau anda seorang muslim pasti ngerti.” @WingDirgantara.***

 

Sumber: Gelora

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *