Washington (Riaunews.com) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, membatalkan niatnya untuk melarang aplikasi berbagi video pendek asal China, TikTok, setelah ada kesepakatan dengan perusahaan AS lainnya, Sabtu (19/9/2020) waktu setempat.
Trump mengatakan telah memberikan “restu” atas kemitraan antara pemilik TikTok, ByteDance, dengan perusahaan AS, Oracle dan Walmart.
Baca: TikTok dan WeChat dilarang Amerika, China persiapkan balasan
Sebelumnya, Trump telah memerintahkan larangan operasi TikTok di AS dengan alasan masalah keamanan nasional. Pejabat keamanan AS mengkhawatirkan data pelanggan TikTok akan diserahkan kepada pemerintah China.
Meskipun demikian, ByteDance telah membantah tuduhan berbagi data dengan Partai Komunis China.
“Saya telah memberikan restu untuk kesepakatan (TikTok). Saya setuju kesepakatan itu dalam konsepnya,” kata Trump yang berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, Sabtu, menjelang keberangkatannya untuk kampanye di Fayetteville, Carolina Utara.
Baca: TikTok dan WeChat dilarang di AS mulai Ahad depan
Trump mendukung kesepakatan untuk menciptakan perusahaan baru yang akan menjalankan operasi TikTok di AS bernama TikTok Global. Dia menyebut perusahaan baru akan sepenuhnya dikuasai oleh Oracle dan Walmart.
“Semua kontrol ada pada Oracle dan Walmart,” ujarnya.***