Kamis, 28 November 2024

Usai Denda Alibaba Rp40 Triliun, China Juga Langang Sekolah Bisnis Jack Ma Terima Murid Baru

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Jack Ma
Pendiri Alibaba Gropup, Jack Ma.

Beijing (Riaunews.com) – Pemerintah China menghentikan pendaftaran sekolah bisnis yang didirikan oleh pendiri Alibaba Group Jack Ma.

Dilansir dari Reuters, Jumat (9/4/2021), sekolah tersebut didirikan Ma pada 2015 untuk melatih generasi wirausaha China. Penghentian ini terjadi saat pemerintah China sedang memperketat pengawasan terhadap kerajaan bisnis Ma.

Hupan Academy, yang berbasis di Hangzhou, tempat kantor pusat Alibaba menangguhkan kelas baru yang harusnya dimulai pada akhir Maret. Alibaba dan Hupan Academy belum menanggapi permintaan komentar Reuters.

Diberitakan CNN, Hupan Academy merupakan salah satu sekolah bisnis elit. Uang sekolah untuk program selama tiga tahun berjumlah 580 ribu Yuan atau US$88,5 ribu.

Pada angkatan 2019, siswa yang terdaftar salah satunya adalah eksekutif Keep, perusahaan olahraga terkenal China hingga eksekutif Horizon Robotics, perusahaan cip domestik.

Sekolah tersebut adalah salah satu inisiatif yang diluncurkan oleh Ma terkait dengan pendidikan, sektor yang telah menjadi komitmen guru bahasa Inggris sejak lengser dari perannya sebagai bos Alibaba pada 2019.

Penghentian pendaftaran dilakukan di tengah tindakan keras Beijing terhadap bisnis Ma. Akhir tahun lalu Ant Group, afiliasi keuangan Alibaba, tiba-tiba menangguhkan rencana IPO senilai US$37 miliar di Shanghai menyusul tekanan dari pihak berwenang.

Aksi ini muncul setelah Ma membuat komentar di depan umum yang mengkritik regulator keuangan China. Sejak saat itu, dia belum muncul di depan umum, kecuali video klip singkat berdurasi 50 detik yang disiarkan ke sekelompok guru.

Sebelumnya diberitakan Pemerintah China mendenda Alibaba senilai 18 miliar yuan atau setara Rp40,49 triliun karena dianggap melanggar aturan anti-monopoli.

Denda akan membebani keuangan perusahaan. Nilai denda tersebut setara 4 persen dari total pendapatan raksasa e-commerce China pada 2019.

“Ini memang kasus anti-monopoli profil tertinggi di China,” ungkap Kepala Penelitian BOCOM Internasional Hong Hao di Hong Kong, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (10/4/2021).

Denda dijatuhkan berdasarkan hasil investigasi Badan Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar Modal (State Administration for Market Regulation/SMAR) China.

SMAR menemukan bahwa Alibaba dianggap telah mendesak para klien untuk tidak berbisnis dengan pesaing mereka di pasar sejak 2015. Temuan ini melanggar aturan anti-monopoli dan peredaran barang bebas di China.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan