Kamis, 28 Maret 2024

Militer AS Tak Mau Tembak Roket China yang Jatuh Liar ke Bumi

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Roket Long March-5B Y2 milik China saat peluncuran 29 April 2021 lalu, dan kini puing-puingnya kembali ke bumi tanpa terkendali.

Washington (Riaunews.com) – Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak memiliki rencana untuk menembak jatuh puing-puing dari roket China yang tidak terkendali yang meluncur ke arah Bumi. Roket Long March 5B diluncurkan minggu lalu dengan membawa bagian utama dari stasiun luar angkasa permanen pertama China.

Bagian terbesar dari roket, sepanjang 30 meter sekarang diperkirakan akan terjun kembali ke Bumi di lokasi yang tidak diketahui.

Melansir ABC News, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa tidak ada rencana untuk menembak jatuh roket tersebut.

“Kami berharap itu akan mendarat di tempat yang tidak akan membahayakan siapa pun, mudah-mudahan di lautan,” katanya.

Di bawah pedoman internasional, roket seharusnya kembali ke Bumi dengan cara yang terkendali. Tetapi para ahli luar angkasa mengatakan itu tampaknya tidak terjadi dalam kasus itu dan badan antariksa China belum mengatakan apakah roket itu terkendali atau tidak.

Rincian dasar tentang roket dan lintasannya tidak diketahui karena kurangnya komunikasi dari pemerintah China. engan berat sekitar 22,5 ton, roket ini adalah salah satu potongan sampah antariksa paling masif yang masuk kembali ke atmosfer secara tidak terkendali.

Bergerak dengan kecepatan rata-rata 7 kilometer per detik, orbitnya mencakup area antara 42 derajat utara dan selatan.

Melansir The Guardian, Austin menyampaikan militer AS memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal. Namun, mereka tidak berniat untuk menindaklanjuti ancaman dari roket China untuk saat ini.

“Kami memiliki kemampuan untuk melakukan banyak hal, tetapi kami tidak memiliki rencana untuk menjatuhkannya,” ujar Austin.

Roket Long March 5B diluncurkan dari pulau Hainan China pada 29 April dan membawa modul Tianhe, yang akan menjadi tempat tinggal bagi tiga anggota awak di sebuah stasiun luar angkasa permanen China.

Peluncuran Tianhe adalah yang pertama dari 11 misi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan stasiun.

Setelah menyelesaikan misi untuk mengantar modul stasiun luar angkasa China ke orbit, seharusnya roket ini kembali mendarat di Bumi di lokasi yang telah ditentukan di laut. Lokasi ini biasa menjadi lokasi pembuangan roket habis pakai.

Tapi, alih-alih mendarat sesuai rencana, roket ini malah terus mengitari Bumi tanpa kendali. Pihak berwenang mengatakan roket tersebut diperkirakan akan jatuh kembali ke Bumi dalam beberapa hari mendatang.

Hal ini berdasarkan pengamatan radar darat yang digunakan oleh militer AS untuk melacak pesawat ruang angkasa dan objek lain di luar angkasa.

Mereka mendeteksi sebuah objek dan mengategorikannya sebagai badan roket Long March 5B. Sekarang objek itu ditetapkan sebagai 2021-035B.

Badan roket itu adalah tahap inti Long March 5 dengan panjang sekitar 30 meter dan lebar lima meter berada dalam ketinggian orbit antara 170 hingga 372 kilometer dari permukaan Bumi dan meluncur dengan kecepatan lebih dari tujuh kilometer per detik.

Roket ini bisa terlihat sebagai kilatan di angkasa jika diamati oleh pengamat amatir di Bumi. Kilatan itu menunjukkan bahwa roket jatuh tidak terkendali. Sehingga, roket Long March-5B Y2 diperkirakan akan memasuki atmosfer Bumi tak terkendali dalam beberapa hari mendatang.

Lokasi kemungkinan jatuh

Menurut Jonathan McDowell, Astronom yang melacak objek yang mengorbit Bumi, roket ini bisa jadi sudah terbakar seluruhnya di atmosfer ketika jatuh ke Bumi setelah berputar-putar di orbit. Namun, ada kemungkinan bongkahan besar puing dapat bertahan masuk kembali.

Tapi, dimana, kapan, dan berapa besar sisa roket Long March 5B yang akan mendarat di Bumi sulit untuk diprediksi.

Lantaran sebagian besar planet ini terbuat dari lautan, jadi kemungkinan besar roket akan mendarat di air. Meski demikian tak tertutup kemungkinan bongkahan sisa roket ini bisa mengancam wilayah berpenghuni.

Namun, terbuka kemungkinan serpihan roket ini akan jatuh di wilayah berpenduduk dan bisa menimbulkan risiko pada bangunan dan kehidupan yang ada di permukaan Bumi.

Kemiringan orbital tahap inti Long March 5B yang saat ini sedang mengitari Bumi setiap 90 menit adalah sebesar 41,5 derajat. Artinya, lokasi berputar roket ini melewati kota-kota seperti New York, Madrid dan Beijing di utara hingga Chili dan Wellington, Selandia Baru, di selatan, seperti dikutip SpaceNews.

Lokasi-lokasi ini bisa terancam kapan saja. Tapi, kemungkinan besar puing-puing roket itu akan kembali ke laut atau daerah tak berpenghuni. Jika mencapai lokasi berpenghuni dan kota besar, roket itu berpotensi memberi dampak kerugian materil dan jiwa yang besar.***

Sumber: CNN Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *