Jakarta (Riaunews.com) – Universitas-universitas di Malaysia mengungguli kampus di Indonesia dalam daftar peringkat yang dikeluarkan lembaga pemeringkatan kampus dunia Times Higher Education (THE) dalam kategori Asian University Ranking.
Data terbaru tahun 2021 menunjukkan University of Malaya berhasil menduduki peringkat ke-49 di Asia. Perguruan tinggi yang terletak di Kuala Lumpur ini sekaligus menjadi kampus nomor satu di negeri jiran tersebut.
UOM mengungguli Universiti Teknologi Petronas atau UTP (111), Universiti Tunku Abdul Rahman (119), Univerti Putra Malaysia atau UPM (136), Universiti Kebangsaan Malaysia atau UKM (150), Universiti Teknologi Malaysia (150), Universiti Utara Malaysia (155), dan Universiti Sains Malaysia (163).
Peringkat Universiti of Malaya bahkan jauh di atas universitas terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia (UI) yang berada di posisi 196. Seperti diketahui dari Indonesia hanya UI yang berhasil menembus 200 besar jajaran kampus terbaik di Asia.
Kondisi tahun sebelumnya kurang lebih hampir serupa dimana sejumlah perguruan tinggi Malaysia berada jauh di atas Indonesia.
Ketua Dewan Profesor Universitas Padjadjaran (Unpad) Arief Anshory Yusuf mengungkapkan keprihatinannya atas fakta tersebut. Menurutnya data THE menunjukkan peringkat kampus besar di Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun.
“Tidak seperti universitas-universitas di negeri jiran, beberapa tahun terakhir universitas besar kita meluncur ke bawah terus. Turun terus. Ini bukan stagnasi lagi tapi regresi. Kalau stabil masih okelah tapi ini kan tidak,” ujar Arief dalam keterangannya, dan dikutip detikEdu, Sabtu (5/6/2021).
UTP misalnya pada 2020 menduduki peringkat 126, lalu UPM tahun lalu berada di posisi 145. Ada lagi UKM yang sebelumnya pada peringkat 161. Semua kampus ini berhasil naik untuk tahun 2021.
Sementara peringkat UI bahkan melorot dari sebelumnya posisi 162. Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia tahun 2021 “hanya” berada pada peringkat 310. Merosot jauh dari tahun sebelumnya peringkat 264.
Selain itu ITS yang sebelumnya ada di posisi 312 menjadi 372. Kemudian IPB dari 381 turun ke 395. Ada pun UGM tahun lalu ada di peringkat 339 melorot ke posisi 385.
Arief menyatakan data peringkat yang disampaikan Times Higher Education tersebut harus benar-benar dicermati baik oleh kampus maupun jajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek. THE menurutnya merupakan lembaga pemeringkatan kampus paling tua dan kredibel di dunia.
“Penghitungannya pun transparan dan diaudit oleh lembaga auditor PwC. Ini juga jadi barometer utama pemeringkatan kampus di dunia,” ujar Arief yang merupakan guru besar bidang ekonomi di Unpad itu.
Menurut doktor bidang ekonomi dari Australian National University itu, melorotnya posisi kampus di Indonesia ini tidak konsisten dengan dana APBN yang semakin banyak diguyurkan ke perguruan tinggi untuk keperluan riset, publikasi, dan lain-lain.
“Lalu tidak konsisten juga dengan klaim Ditjen Dikti yang sering bilang publikasi kita terhebat se-ASEAN dan mampu mengejar Singapura. Kalau demikian kenapa (peringkat) kita kolaps kayak gitu,” katanya.***