Jumat, 29 Maret 2024

Ahli Sebut Erupsi Gunung Semeru Disebabkan Tingginya Curah Hujan

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Gunung Semeru memuntahkan lava pijar. (Foto: Tirto)

Jakarta (Riaunews.com) – Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eko Budi Lelono memaparkan letusan Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) kemungkinan besar disebabkan faktor eksternal, curah hujan tinggi, yang memicu runtuhnya bibir lava sehingga terjadi erupsi.

Hal ini juga dinilai lantaran aktivitas suplai magma dan material pada November dan pada 1-3 Desember tidak mengalami perubahan signifikan. Catatan kegempaan juga dikatakan relatif rendah.

“Kelihatannya memang ada kaitan dengan curah hujan tinggi, sehingga menyebabkan runtuhnya bibir lava itu sehingga memicu adanya erupsi, atau ada guguran awan panas,” ungkap Eko dalam konferensi pers dilansir dari Antara, Sabtu (4/12).

“Dari sisi kegempaan ini relatif rendah, tidak ada asosiasi dengan peningkatan adanya supply magma atau batuan permukaan. Aktivitas Gunung Semeru ini sebetulnya tidak ada aktivitas yang berlebihan dari kegempaan yang memperlihatkan adanya suplai magma itu relatif biasa saja seperti sebelum-sebelumnya,” jelas dia.

Petugas di Pos Pengamatan Gunung Semeru yang berada di Dusun Poncokusumo melaporkan kejadian guguran awan panas mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 mm.

Lalu pada pukul 15.10 WIB Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulanik dari guguran awan panas mengarah ke Desa Besuk Kobokan dan tercium bau belerang.

Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan berdasarkan catatan data yang dihimpun, guguran lava pijar teramati sampai 800 meter dengan pusat guguran kurang lebih 500 meter di bawah kawah.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *