Ilusi Elektabilitas Tinggi Prabowo dan Peluang Jadi Presiden 2024

Prabowo Subianto.

Jakarta (Riaunews.com) – Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terus menempati jajaran teratas di berbagai survei. Namun, sejumlah pakar menilai hal itu tidak mencerminkan potensi Prabowo memenangkan Pilpres 2024.

Disitat CNNIndonesia.com, survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) memotret tingkat keterpilihan Prabowo mencapai 23,9 persen pada Desember 2021. Ia mengungguli kandidat-kandidat muda seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Hasil serupa ditunjukkan survei Indikator Politik Indonesia pada November 2021. Prabowo memiliki elektabilitas sekitar 26 persen pada simulasi 10 nama. Elektabilitas Prabowo baru melampaui angka 30 persen, tepatnya 35,5 persen, saat simulasi 3 nama melawan Ganjar dan Anies.

Meski langganan menghuni papan atas survei capres, elektabilitas Prabowo sebenarnya mengalami penurunan sejak 2019. Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menangkap kecenderungan itu pada survei September 2021.

Prabowo tercatat memiliki elektabilitas 19,5 persen pada pertengahan tahun 2021. Angka itu turun perlahan ke 18,1 persen pada September 2021.

Seolah tak terpengaruh dengan tren penurunan itu, sejumlah elite Gerindra tetap merayakan elektabilitas Prabowo yang kerap menembus tiga besar bursa capres. Gerindra berniat mengusung Prabowo di pilpres untuk keempat kalinya.

“Saya katakan 2024 Pak Prabowo insyaallah akan maju dalam laga pilpres. Majunya beliau karena begitu masifnya permintaan kita semua, besar harapan rakyat, pembangunan harus berlanjut, cita-cita kita berpartai belum terwujud,” kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani pada Minggu (10/10).

Optimisme Gerindra mendapat peringatan. Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menyebut elektabilitas tinggi tidak serta-merta menunjukkan potensi kemenangan Prabowo di 2024.

Menurutnya elektabilitas Prabowo saat ini merupakan hasil tiga kali ikut pilpres pada 2009, 2014, dan 2019. Dari tiga kontestasi itu Prabowo selalu kalah baik sebagai cawapres maupun capres.

Kunto bahkan memprediksi tingkat keterpilihan Prabowo akan semakin turun mendekati 2024. Terutama jika kandidat-kandidat potensial seperti Ganjar dan Anies, sudah mendapat tiket nyapres dari partai politik.

“Problem-nya, apakah akan terus begini sampai 2024? Trennya kan enggak. Tahun 2014 itu Pak Prabowo elektabilitasnya lebih tinggi dari Pak Jokowi sebelum pemilu. Ketika nama Pak Jokowi muncul dideklarasikan, pelan-pelan mengikis elektabilitas Pak Prabowo,” kata Kunto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (20/12).

Kunto berkata perjalanan Prabowo tidak akan mudah jika ingin menjadi capres lagi di 2024. Dia melihat elektabilitas Prabowo cenderung stagnan.

Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini juga melihat Prabowo terjebak oleh rekam jejaknya sendiri.

Kunto menyebut catatan merah Prabowo dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada 1998 akan terus menghalangi elektabilitasnya melesat.

“Untuk diterima secara lebih luas, Pak Prabowo punya beban sejarah waktu Orde Baru, Tim Mawar, karier di militer tiba-tiba berhenti. Dia punya beban sejarah yang selalu diungkit oleh lawan politiknya,” ucap Kunto.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Adi Prayitno setuju elektabilitas Prabowo mengalami stagnasi.

Menurut Adi angka di kisaran belasan hingga 20 persen saat ini sebenarnya tak cukup bagi Prabowo yang sudah bolak-balik bertarung di Pilpres.

“Sebagai figur yang hampir 15 tahun berkecimpung dalam urusan Pilpres, elektabilitas di bawah 30 persen persoalan yang mesti dibenahi secara serius,” ucap Adi.

Adi menyebut Prabowo hanya akan menang mudah jika berhadapan dengan kandidat yang tidak terlalu populer. Jika berhadapan dengan kandidat seperti Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan, Prabowo diprediksi kewalahan.

Aturan Main Untungkan Prabowo

Meski elektabilitas belum jadi jaminan, Prabowo diprediksi masih akan maju di 2024. Kunto menyebut Prabowo diuntungkan oleh aturan main pemilu.

Jika tidak ada perubahan aturan, Pemilu 2024 masih akan digelar dengan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) 20 persen. Kandidat harus mengantongi dukungan partai sebanyak-banyaknya. Prabowo diuntungkan dengan posisinya di Gerindra.

“Pak Prabowo salah satu yang punya tiket karena dia ketua umum parpol yang punya kursi di DPR sehingga dia bisa menjalin komunikasi dengan parpol lain untuk koalisi. Sementara yang lain kan bukan ketum, sangat susah,” ucap Kunto.

Adi juga memprediksi Prabowo tetap akan maju di 2024. Pasalnya, modal elektabilitas Prabowo cukup besar dibandingkan kandidat-kandidat lain.

Selain itu, Prabowo masih punya jabatan publik dan popularitas tinggi. Menurut Adi, Prabowo hampir pasti akan kembali tampil di 2024.

“Modal Prabowo sangat besar. Tidak ada calon lain yang di atas Prabowo. Anies jauh sekali, bedanya sampai 2 digit. Yang paling mendekati hanya Ganjar saat ini,” ujar Adi.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *