
Gaza (Riaunews.com) – Rentetan roket ditembakkan ke Israel dari Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi dan menewaskan satu orang warga Israel. Insiden ini terjadi ketika militan Palestina menyusup ke Israel.
Roket-roket meluncur melintasi langit berulang kali dengan yang pertama terjadi pukul 06:30 waktu setempat, seperti dikutip dari AFP yang wartawannya berada di kota Gaza.
Peluncuran roket ini semakin memperparah konflik antara Israel-Palestina yang sudah meninggi selama berbulan-bulan. Jumlah korban jiwa di Tepi Barat juga mencapai skala yang belum pernah terjadi sebelumnya selama bertahun-tahun.
Pada hari ini, sirene serangan udara terdengar di wilayah selatan dan tengah Israel, dan tentara Israel mendesak masyarakat untuk tinggal di dekat tempat perlindungan.
Wartawan AFP di Yerusalem mendengar beberapa roket berhasil dilumpuhkan. Suara sirene terdengar lebih sering di seluruh kota, dibandingkan konflik Gaza mana pun dalam tiga tahun terakhir.
Kelompok bersenjata Hamas mengatakan mereka berada di balik serangan udara tersebut, dan mengklaim bahwa militannya telah meluncurkan lebih dari 5.000 roket.
“Kami memutuskan untuk mengakhiri semua kejahatan pendudukan (Israel), waktu mereka untuk mengamuk tanpa dimintai pertanggungjawaban sudah berakhir,” kata salah seorang petinggi Hamas, Ezzedine al-Qassam.
“Kami mengumumkan Operasi Membanjiri Al-Aqsa dan kami menembakkan, dalam serangan pertama dalam 20 menit, lebih dari 5.000 roket.”
Militer Israel mengatakan Hamas melancarkan “penembakan roket secara besar-besaran”, sementara pada saat yang sama “teroris menyusup ke wilayah Israel di sejumlah lokasi berbeda.”
Militer Israel juga menyatakan Hamas akan menanggung konsekuensi atas kejadian ini..
Seorang wanita berusia 60-an tewas akibat serangan ini, kata layanan darurat Magen David Adom, sementara 15 lainnya terluka, dua di antaranya serius, kata petugas medis.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan segera memanggil para kepala keamanan untuk membahas kekerasan tersebut.