Senin, 25 November 2024

Heboh Proyek Bukit Algoritma Senilai Rp18 Triliun, Budiman Sudjatmiko Bantah Gunakan APBN

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Budiman Sudjatmiko, Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya pada megaproyek Bukit Algoritma Sukabumi yang menelan dana Rp18 triliun.

Jakarta (Riaunews.com) – Politisi PDI Perjuangan sekaligus pendiri Gerakan Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko memastikan pembangunan Bukit Algoritma tak menggunakan dana sepeser pun dari APBN.

Ia menjelaskan, rencana proyek senilai 1 miliar euro atau setara hampir sama Rp18 triliun tersebut berasal dari investor baik dalam dan luar negeri.

PT Kiniku Bintang Raya, dalam hal ini, akan jadi pengembang kawasan Bukit Algoritma seluas 888 hektare di Cikadang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat tersebut.

“Kami punya ide, kami tawarkan ke investor. Kemudian banyak investor dalam dan luar negeri tertarik. Kemudian dipercayakan kepada kami, kami kemudian cari kontraktor,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com Sabtu (10/4/2021).

Ia melanjutkan, Kiniku kemudian menggandeng PT Amarta Karya (Persero) sebagai kontraktor yang nantinya akan dibayar menggunakan dana dari para investor tersebut. Perusahaan pelat merah itu akan membangun infrastruktur kawasan tersebut mulai dari jalan, instalasi air dan listrik hingga gedung-gedung.

“Kami meminta Amarta mengerjakan infrastruktur, bukan hanya membangun jalan tapi gedung-gedung fasilitas riset tempat untuk para tenant yang akan menggunakan atau menyewa itu. Jadi kita bayarkan,” jelasnya.

Sayangnya Budiman enggan membocorkan nama-nama investor untuk megaproyek tersebut. “Ada dari beberapa negara lah, ada Eropa, Amerika, mereka menolak disebutkan dulu,” klaimnya.

Bukit algoritma sendiri akan dikembangkan menjadi ‘Silicon Valley’ di Indonesia, yaitu kawasan pengembangan riset dan sumber daya manusia yang berbasis industri 4.0. Harapannya, kawasan ini juga bisa meningkatkan pembangunan infrastruktur di dalam negeri secara berkelanjutan.

Budiman, yang juga Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya berharap Bukit Bintang juga mendapatkan status sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) sehingga dapat memperoleh berbagai insentif fiskal dari pemerintah. “Kebetulan salah satu investor kami ada yang sudah ketemu Pak Bahlil (Kepala BKPM) dan akan mendapatkan insentif perpajakannya,” tandas Budiman.

Direktur Utama AMKA Nikolas Agung menyampaikan dalam 3 tahun pertama, akan dikucurkan dana sebesar 1 miliar euro atau setara dengan Rp18 triliun, guna meningkatkan kualitas ekonomi 4.0, pendidikan, dan menciptakan pusat riset, serta pengembangan penampung idea anak bangsa.

“Pada Pembangunan proyek ini yang dibangun di atas lahan seluas 888 hektare (ha), berlokasi di Cikidang dan Cibadak, Sukabumi. AMKA dipercaya sebagai mitra infrastruktur Bukit Algoritma,” terang Nikolas seperti dikutip dari rilis, Jumat (9/4/2021).

Pengembangan KEK Sukabumi itu diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur pertumbuhan berkelanjutan dan pembangunan SDM berbasis Iptek, yang merupakan salah satu alat dukung pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi RI.

Menurut Nikolas, optimalisasi bonus demografi Indonesia menjelang 2045 serta partisipasi dalam upaya mitigasi jebakan kelas menengah (middle income trap) dapat ditempuh melalui peningkatan daya saing, produktivitas inovasi, serta penguatan SDM.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *