Bisnis  

McDonald’s di Sejumlah Negara Ketar-Ketir Akibat Seruan Boikot

Restoran cepat saji McDonald’s ketar-ketir setelah adanya seruan boikot, terutama di negara mayoritas Islam. (Foto: Egyptianstreets)

Jakarta (Riaunews.com) – Restoran siap saji McDonald’s kini ramai-ramai diboikot oleh masyarakat dunia. Pemboikotan ini imbas dari kebijakan McDonald’s memberi makanan gratis kepada pasukan tentara Israel (IDF). Tidak hanya itu, McDonald’s cabang Israel juga disebut menawarkan diskon 50 persen bagi IDF untuk makanan tambahan.

Dilansir CNBC, pelanggan yang pro-Palestina menganggap inisiatif McDonald’s di Israel ini sebagai bagian dari dukungan Barat terhadap perang yang sedang berlangsung di Gaza.

Masyarakat Arab dan Muslim di media sosial pun mengecam postingan tersebut dan menyerukan pelanggan untuk memboikot McDonald’s sebagai bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza yang diblokade Israel.

Khawatir dengan gerakan boikot, cabang-cabang McDonald’s di Mesir, Arab Saudi, Lebanon, Kuwait, Oman, Turki, dan Pakistan menegaskan bahwa mereka menjalankan kebijakan yang berbeda dengan cabang Israel.

Mereka menekankan bahwa McDonald’s tidak bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh waralaba di negara lain, seperti dilaporkan oleh Ahram Online.

McDonald’s Mesir, Kuwait, dan Arab Saudi menyumbangkan EGP 20 juta, US$250 juta, dan SR 2 juta untuk membantu warga Palestina di daerah tersebut.

McDonald’s Turki juga mengumumkan pemberian bantuan kemanusiaan sebesar US$ 1 juta kepada masyarakat Gaza.

Para pendukung Palestina melaporkan bahwa beberapa jam setelah seruan boikot tersebut, postingan yang diterbitkan oleh McDonald’s Israel telah dihapus atau tidak dapat diakses. Namun, tangkapan layar dari tweet dan postingan tersebut ada di mana-mana di media sosial.

Di Mesir, pengguna X bernama Eslam Diab menulis bahwa memboikot McDonald’s adalah hal paling harus dilakukan untuk mendukung perjuangan Palestina. Pengguna lain bernama Sameh Ahmed menulis bahwa semua warga Mesir harus memboikot McDonald’s sebagai kewajiban mereka.

Di sisi lain, beberapa pengguna lain menentang seruan untuk memboikot McDonald’s, dengan alasan potensi PHK yang dapat berdampak pada ribuan karyawan Mesir yang bekerja di restoran McDonald’s di seluruh negeri.

Dalam pernyataannya, McDonald’s Mesir yang dimiliki oleh taipan Yassin Mansour, menekankan bahwa mereka adalah 100 persen perusahaan Mesir.

“Peran perusahaan induk McDonald’s adalah mengizinkan kami menggunakan nama merek dan memberi kami pengalaman dan pengetahuan untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan kami,” demikian bunyi pernyataan itu.

Dalam pernyataan lanjutannya, McDonald’s Mesir mengumumkan bahwa mereka menyumbangkan uang untuk perjuangan Palestina dan menyuarakan simpatinya terhadap keluarga Palestina yang terkena dampak pemboman Israel.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *