
Pekanbaru (Riaunews.com) – Beberapa hari belakangan, salah satu produsen makanan dan minuman terbesar di dunia, Nestlé, diterpa isu tidak sehat, yakni mayoritas produk mereka disebut tak sehat.
Terkait hal ini, perusahaan multinasional asal Swiss menyebut merujuk pada beberapa artikel di media yang mempertanyakan profil gizi produk-produk Nestlé, yang didasarkan pada laporan media Financial Times, laporan tersebut didasarkan pada analisis yang mencakup hanya sekitar setengah dari portofolio penjualan global produk-produk mereka.
[box type=”shadow” align=”” class=”” width=””]
Baca Juga:
- DPR Soroti Kinerja BPOM Setelah Nestle Mengaku 60 Persen Produk Mereka Tak Sehat
- Nestle Akui 60 Persen Produk Mamin Mereka Tak Sehat
- Kenali produk Unilever yang saat ini mendukung LGBT
[/box]
“Analisis itu tidak mencakup produk -produk gizi bayi/anak, gizi khusus, makanan hewan peliharaan, dan produk kopi. Jika dilihat dari keseluruhan portofolio produk-produk kami berdasarkan total penjualan global, kurang dari 30% tidak memenuhi standar “kesehatan” eksternal yang ketat yang didominasi produk-produk indulgent (memanjakan), seperti cokelat dan es krim, yang bisa dikonsumsi dalam jumlah yang cukup sebagai bagian dari pola makan sehat, seimbang, dan menyenangkan,” kata Head of Corporate Communications PT Nestlé Indonesia Stephan Sinisuka, kepada Riaunews.com, Kamis (10/6/2021).
Melalui siaran pers yang juga sebagai hak jawab atas pemberitaan sebelumnya, Nestlé, lanjut Stephen, percaya portofolio merek dan kategori produk-produk mereka berkontribusi secara positif untuk kesehatan dan keafiatan komunitas yang kami layani di seluruh dunia.
“Nestlé memiliki proyek di dalam perusahaan untuk memperbarui standar gizi, kesehatan, dan keafiatannya. Kami melihat secara menyeluruh semua portofolio produk kami di berbagai fase kehidupan manusia demi memastikan bahwa produk-produk kami membantu para konsumen memenuhi kebutuhan gizi dan mendukung pola makan dengan gizi seimbang,” lanjutnya.
Disebutkan juga, sebagai bagian dari kegiatan bisnis, Nestlé senantiasa melakukan penilaian terhadap portofolio produk dan merenovasi serta memformulasi ulang produk-produk.
“Upaya-upaya kami ini dibangun di atas fondasi kerja yang kuat selama beberapa dekade untuk meningkatkan kualitas gizi produk-produk kami. Contohnya, kami telah mengurangi gula dan garam pada produk-produk kami secara signifikan dalam dua dekade terakhir,” terang Stephen.
Dalam beberapa tahun terakhir, Nestlé telah meluncurkan ribuan produk untuk anak-anak dan keluarga yang memenuhi standar gizi eksternal yang ketat.
Pihaknya, ucap Stephen, juga telah mendistribusikan milyaran dosis mikronutrien (zat gizi mikro) melalui produk-produk bergizi kami dengan harga yang terjangkau.
“Selain itu, kami telah menambahkan produk-produk bergizi ke dalam portofolio Nestlé Health Science kami dan telah meluncurkan berbagai macam makanan dan minuman nabati, yang memperkuat pertumbuhan bisnis kami,” katanya.
Di Indonesia Nestlé memproduksi dan mendistribusikan produk-produk sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk persyaratan gizi, kualitas dan keamanan dari BPOM, serta peraturan Halal.
“Kami menjamin kualitas dan keamanan produk-produk untuk para konsumen kami. Kami menambahkan bahan-bahan seperti serealia utuh, protein, serat dan mikronutrien (zat gizi mikro) serta mengurangi gula, garam, lemak jenuh dan kalori pada produk-produk kami yang ada saat ini,” kata Stephen.
Pada 2020, Nestlé disebut juga telah mendistribusikan 4,25 miliar sajian mikronutrien (zat gizi mikro) melalui produk-produk bergizi kami di Indonesia dengan harga yang terjangkau.
“Kami percaya bahwa pola makan sehat berarti menemukan keseimbangan antara gizi dan kenikmatan. Ini termasuk adanya ruang untuk makanan indulgent (memanjakan), yang dikonsumsi secara bertanggung jawab. Tujuan kami tidak berubah dan jelas: kami akan terus membuat produk-produk kami menjadi lebih enak dan lebih sehat. Dan saat kami melakukannya, kami akan mengkomunikasikannya secara transparan,” pungkasnya.***