Jumat, 25 Oktober 2024

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa, Liam Payne Sempat Dikomplain Eks Pacar

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Liam Payne dan pacarnya, Maya Henry. (Foto: People)

Buenos Aires (Riaunews.com) – Liam Payne ditemukan tak bernyawa setelah terjatuh dari lantai 3 sebuah hotel di Buenos Aires, Argentina, Rabu (16/10/2024) sore waktu setempat. Sebelumnya, ia tengah menghadapi tuduhan dari mantan kekasihnya, Maya Henry.

Pada Oktober 2024, Maya bikin geger lewat sebuah video TikTok yang menuding Liam Payne masih terus mengganggunya meski mereka sudah putus. Maya mengklaim kalau pria 31 tahun itu mengirim pesan-pesan aneh yang bikin dirinya gak nyaman.

Seperti dilansir DetikPop, dalam video yang diunggah Senin (7/10/2024), Maya curhat soal Liam yang masih terus menghubunginya memakai berbagai nomor telepon berbeda.

“Sejak kami putus, dia ngancam bakal merusak ponselku. Parahnya, pesan-pesan itu datang dari nomor telepon yang beda-beda terus, jadi aku gak pernah tahu kapan atau dari mana pesan itu akan muncul,” ungkap Maya sambil menahan emosi.

Tak berhenti di situ, Maya juga menyebut Liam Payne sampai menggunakan akun iCloud baru tiap kali mencoba menghubunginya, bahkan ibunya juga kena imbas.

“Dia bikin akun iCloud baru cuma buat kirim aku pesan. Setiap kali lihat akun baru muncul di ponselku, aku langsung mikir, ‘Wah, dia lagi’,”lanjutnya.

Teman-teman Maya juga jadi sasaran. “Dia juga kirim pesan ke teman-temanku. Dia yang selalu melakukan hal-hal aneh,” ujar Maya lagi, penuh rasa kesal.

Hubungan Maya Henry dan Liam Payne memang penuh dengan lika-liku yang sering menarik perhatian publik. Setelah menjalin hubungan sejak 2019 hingga akhirnya putus pada 2022, mereka tidak lepas dari kontroversi.

Salah satu yang paling mengejutkan adalah pengakuan Maya tentang pengalaman aborsi yang ia alami, yang menyebabkan komplikasi kesehatan.

Meski tak secara eksplisit menyebut nama Liam Payne sebagai ayah dari bayi tersebut, publik langsung berspekulasi mantan anggota One Direction itu terlibat dalam keputusan besar tersebut.

Dalam sebuah wawancara, Maya mengungkapkan aborsi tersebut bukanlah keputusan yang mudah baginya.

“Kalau itu tergantung padaku, aku tidak akan melakukannya. Tapi jika aku membuat keputusan yang berbeda, maka aku akan kehilangan orang yang kucintai,” ungkap Maya.

Maya juga menceritakan bagaimana ia merasa sangat kesepian saat menghadapi komplikasi aborsi tersebut.

“Aku memang mengalami beberapa komplikasi dan aku harus pergi ke rumah sakit sendirian. Rasanya sangat sepi,” katanya, mengenang momen itu.

Yang lebih menyakitkan, Maya menyinggung bagaimana pasangannya mencoba meremehkan rasa sakit yang ia alami dengan mengatakan, “Itu hanya terasa seperti menstruasi yang berat.”

Salah satu detail yang paling menyentuh adalah saat Maya mengungkap ia diminta untuk melakukan aborsi di rumah, bukan di rumah sakit, demi menghindari sorotan media.

“Dia bilang, ‘Tidak, kamu lakukan di rumah karena aku tidak ingin orang tahu, pers tahu, kalau aku di rumah sakit’. Jadi aku melakukannya di rumah, lalu dia pulang,” ceritanya.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *