Sabtu, 7 September 2024

Kapolda Riau diminta usut tuntas pelaku teror terhadap mahasiswa dalam aksi solidaritas Bongku

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Bongku Bin Jelodan, petani Suku Sakai, di hukum 1 tahun penjara dan denda 200 juta subsider 1 kurungan penjara atas tuduhan meenbangi pohon akasia milik PT Arara Abadi.

Pekanbaru (Riaunews.com) – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pekanbaru mendampingi korban ancaman dan intimidasi aksi solidaritas Bongku melalui media elektronik untuk melaporkan kejadian ke Reskrimsus Polda Riau.

LBH Pekanbaru melakukan laporan pengaduan agar pihak Polda Riau memberikan perlindungan terhadap korban dari ancaman lanjutan dan mengusut tuntas kasus ini.

Sebelumnya, korban merupakan mahasiswa yang melakukan aksi solidaritas pasca putusan Bongku dibacakan oleh hakim Pengadilan Negeri Bengkalis pada 18 Mei 2020 silam.

Baca: Pembabasan Bongku masih menyisakan konflik agraria

Saat itu, Bongku Bin Jelodan, petani yang merupakan warga Suku Sakai, di hukum 1 tahun penjara dan denda 200 juta subsider 1 kurungan penjara atas tuduhan meenbangi pohon akasia milik PT Arara Abadi.

Banyak reaksi mahasiswa atas putusan tersebut, mulai dari aksi turun ke jalan, dukungan di sosial media dan penggalangan dana untuk keluarga Bongku.

Setelah beberapa hari melakukan aksi, para mahasiswa mendapatkan teror dan intimidasi berupa chat Whatsapp dan beberapa kali percobaan peretasan atau pembajakan akun Instagram dan Whatsapp. Chat tersebut berisi kata kata ancaman pembunuhan yang ditujukan kepada korban.

Andi Wijaya, selaku kuasa hukum korban mengatakan korban melaporakan dugaan tindak pidana ancaman dan intimidasi melalui media elektronik sesuai Pasal 29 undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik).

“Kita melaporkan dugaan tindak pidana dalam UU ITE, karena korban mendapat ancaman dan intimidasi dari pelaku,” kata Andi Wijaya kepada Riaunews melalui keterangan pers yang diterima Senin (15/6/2020).

Baca: Bongku, petani yang dipenjara karena tebangi pohon akasia PT AA bebas

LBH Pekanbaru berharap polisi mengusut tuntas kasus dugaan peretasan tersebut agar tidak ada ancaman lanjutan kepada korban, “Lewat pengaduan ini kita berharap polisi segera memproses kasus ini sehingga terungkap siapa pelakunya dan apa maksud tujuannya,” ujar Andi Wijaya.

LBH juga sudah memproses laporan pengaduan terkait hal ini ke LPSK tanggal 14 Juni 2020,, kita berharap tindakan cepat oleh LPSK untuk memberikan perlindungan kepada para korban, “Korban harus segera dapat perlindungan untuk mencaga mental mereka agar tidak surut,” ujar Andi Wiyaja.

Menururt Andi aksi mahasiswa tersebut sudah dijamin dalam UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), dalam pasal 66 UU PPLH menyebutkan, setiap orang yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tak dapat dituntut secara pidana maupun digugat secara perdata.

Merespon pangaduan tersebut, ketua DPRD Provinsi Riau—Indra Gunawan Eet juga mengecam aksi teror dan intimidasi kepada mahasiswa yang membela Bongku, menurutnya apa yang mereka suarakan itu adalah suara dari masyarakat adat.

“Terkait dukungan solidaritas Bongku oleh mahasiswa kita mendukung penuh dan meminta kepada penegak hukum untuk memproses laporan,” kata Indra Gunawan Eet.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *