Senin, 25 November 2024

Komnas HAM: Ferdy Sambo Ganti Semua Isi Ponsel yang Kini Disita Polri

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam.

Jakarta (Riaunews.com) – Kejanggalan di kasus kematian Brigadir Yosua atau Brigadir J kembali mengemuka.

Lagi-lagi peran Irjen Pol Ferdy Sambo begitu kuat dalam penghilangan sejumlah barang bukti hasil kejahatannya. Aksi tersangka itu pun ditelisik Komnas HAM.

Kali ini berkaitan dengan sejumlah ponsel pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini janggal. Kejanggalan ini terlihat dari isi ponsel yang tidak berbanding lurus dengan raw material.

Komnas HAM secara gamblang dan terang menyebut sejumlah ponsel itu diganti. Bahkan ponsel milik Brigadir J hingga kasus ini ditetapkan ke penyidikan belum ditemukan.

Muncul dugaan kuat, Irjen Ferdy Sambo telah mengganti isi dari ponsel-ponsel yang disita.

“Hasil penelusuran atas jejak digital hp terkait komunikasi Brigadir J dan pacarnya, Vera. Diketahui memang sempat ada ancaman pembunuhan dari skuad lama yang ternyata Kuat Ma’ruf, ART Irjen Ferdy Sambo,” ungkap Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, dalam rapat dengan Komisi III DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin 22 Agustus 2022.

Ponsel-ponsel tersebut merupakan alat komunikasi penting untuk mengetahui rekaman jejak digital.

“Kami sudah minta HP-HP itu diserahkan terutama yang telah disita polisi, kami juga minta raw materialnya. Ternyata banyak hal yang terungkap termasuk komunikasi dengan Vera, betul ada komunikasi (bersifat ancaman pembunuhan),” terangnya.

Kabar Brigadir J menangis pun begitu jelas dalam komunikasi yang dilakukan Vera sebagai kekasihnya. “Ada, ya ada kami temukan. Dia nangis-nangis,” imbuhnya.

Parahnya, lanjut Komnas HAM sudah banyak HP yang sudah diganti isinya termasuk ADC (Analog to Digital Conversion).

“Sudah banyak yang diganti, ya banyak diganti. Pak Ketua sudah menyampaikannya kan, ya begitu,” jelasnya.

Komnas HAM mengetahui banyak isi yang diganti karena rekam jejak digital HP juga tidak ada. “Ponselnya ya diganti. Kalau begitu rekam jejak digital ya gak ada. Semua kami sinkronkan dari komunikasi Yosua dan Vera,” ungkapnya.

Kejanggalan dari isi ponsel itu setelah dilihat tidak adanya grup WhatsApp (WA). Maka ini harus dilacak.

Dalam catatan Komnas HAM ada 3 grup WA. Lantaran ponsel diganti. “Banyak sekali komunikasi dan sebagainya yang terputus, hilang. Seharusnya ini mudah dilacak,” ujarnya.

Sempai hari ini fisik HP Yosua tidak pernah ada. HP milik Yosua belum ditemukan.

“Ya fisik HP saja tiba-tiba nggak ada. Bukan soal isi, tapi hp nya Yosua sampai sekarang belum ketemu,” tuturnya.

Kuat dugaan usai membunuh Brigadir J, Ferdy Sambo bergerak meminta orang-orang di lingkarannya mengganti ponsel Yosua dengan yang baru.

Langkah ini dilakukan guna menghindari jejak digital dari lokasi, isi pesan, memori ponsel sampai percakapan antara Yosua dengan Ferdy Sambo dan sebaliknya dengan orang-orang di lingkaran mantan Kadiv Propam itu.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *