Tokyo (Riaunews.com) – Bandara Miyazaki di Jepang ditutup setelah bom buatan Amerika Serikat dari era Perang Dunia II meledak di dekat landasan pacunya. Insiden yang terjadi pada Rabu, 2 Oktober 2024 itu menyebabkan pembatalan 87 penerbangan.
Meledaknya bom tersebut menyebabkan kerusakan yang cukup parah di bandara. Sebuah kawah selebar 23 kaki dan sedalam 3 kaki muncul tepat tepat di tengah landasan pacu. Rincian insiden tersebut dibagikan oleh seorang pejabat dari Kementerian Transportasi Jepang.
Sebuah unit penjinak bom dari Japan Ground Self-Defense Force telah mengonfirmasi berita tentang ledakan tersebut.
Mereka mengatakan bahwa ledakan itu terjadi pada bom Amerika yang terkubur di bawah permukaan, kemungkinan dari serangan udara masa perang.
Bom tersebut kemungkinan dijatuhkan sebagai upaya untuk menghentikan serangan “kamikaze” pada masa perang. Kamikaze merupakan korps serangan udara bunuh diri pilot pesawat tempur Jepang.
Tim tersebut mengatakan bahan peledak itu beratnya 250 kg dan pihak berwenang sedang menyelidiki bagaimana ledakan itu terjadi.
Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut. Namun karena ledakan tersebut, bandara terpaksa melakukan penutupan landasan pacu dan mengakibatkan 87 penerbangan dibatalkan.
Penerbangan ini, yang dioperasikan oleh Japan Airlines (JAL), All Nippon Airways (ANA), dan maskapai lain, menghubungkan Miyazaki ke kota-kota seperti Tokyo, Osaka, dan Fukuoka.
Menurut Yoshimasa Hayashi, juru bicara pemerintah Jepang, pekerjaan perbaikan landasan pacu akan selesai pada Kamis pagi, sembari memastikan tidak ada risiko ledakan lebih lanjut.
Bekas Pangkalan Angkatan Laut
Bandara Miyazaki terletak di ujung tenggara pulau Kyushu. Awalnya, bandara ini merupakan pangkalan angkatan laut Jepang selama Perang Dunia II dan secara khusus digunakan untuk meluncurkan misi kamikaze, tempat para pilot muda memulai misi bunuh diri untuk kekaisaran Jepang. Karena sejarahnya, telah ditemukan beberapa bom yang tidak meledak di area tersebut selama bertahun-tahun.
Perang Dunia II berakhir lebih dari 79 tahun yang lalu. Namun, sisa-sisa serangan udara hebat di seluruh Jepang sesekali muncul ke permukaan.
Pasukan Bela Diri melaporkan bahwa selama 2023 saja, mereka telah membuang 2.348 bom, dengan berat total 41 ton. Namun, tidak ada ancaman langsung dan keadaan akan kembali normal.***
Sumber: Tempo
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.