Fukushima (Riaunews.com) – Gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,3 terjadi di wilayah Fukushima, Jepang. Imbas gempa tersebut sejumlah bangunan rusak hingga kereta peluru shinkansen tergelincir di Fukushima.
Seperti dilansir AFP, Kamis (17/3/2022), sejumlah kerusakan terjadi secara struktural di wilayah timur laut Jepang. Salah satunya termasuk runtuhnya dinding batu kastil Aoba di kota Sendai.
Tak hanya itu, kereta peluru shinkansen juga dilaporkan tergelincir di utara kota Fukushima. Namun hingga kini belum ada laporan segera mengenai korban luka.
Kemudian, Badan Meteorologi Jepang melaporkan gempa juga menyebabkan terjadinya tsunami berskala kecil setinggi 30 centimeter di wilayah Miyagi. Penduduk setempat pun diimbau menjauh dari pantai.
Pihak berwenang mengatakan mereka bekerja untuk menilai kerusakan akibat gempa, karena para pejabat memperingatkan potensi gempa susulan yang kuat.
“Panggilan telah membanjiri polisi dan ambulans di Fukushima dan Miyagi,” kata juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno kepada wartawan. “Kami melakukan yang terbaik untuk menilai tingkat kerusakan.”
“Gempa susulan besar sering terjadi beberapa hari setelah gempa pertama, jadi harap menjauh dari bangunan yang runtuh, dan tempat berisiko tinggi lainnya,” lanjutnya.
PM Jepang Keluarkan Instruksi
Untuk diketahui, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida keluarkan tiga instruksi. Arahan tersebut disampaikan lewat akun Twitter resmi kantor Perdana Menteri Jepang @JPN_PMO. Instruksi disampaikan langsung oleh Fumio Kishida.
“Instruksi dari Perdana Menteri Mengenai Gempa yang Berpusat di Prefektur Miyagi dan Fukushima,” tulis akun @JPN_PMO, Rabu (16/3).
Fumio meminta agar segera dilakukan penilaian terhadap kerusakan imbas gempa tersebut. Selain itu dia juga meminta agar segera prioritaskan langkah-langkah penyelamatan kepada para korban
“Menilai keadaan kerusakan sesegera mungkin. Bertindak dalam koordinasi yang erat dengan pemerintah daerah dan, di bawah prinsip memprioritaskan kehidupan manusia di atas segalanya, tidak menyia-nyiakan upaya dalam tanggap darurat bencana kita, termasuk menyelamatkan nyawa dan menyelamatkan korban bencana, dengan Pemerintah bekerja sebagai satu kesatuan,” ucapnya.
Selain itu, dia juga meminta agar informasi yang diberikan kepada masyarakat harus tepat dan akurat berkaitan dengan evakuasi, kerusakan hingga hal kritis lainnya.
“Memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat kepada masyarakat mengenai evakuasi, kerusakan, dan hal-hal kritis lainnya,” tuturnya.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.