
Gaza (Riaunews.com) – Pertempuran berkecamuk di Gaza bagian utara dan tengah pada Sabtu (28/10/2023) pagi dengan Israel memperluas serangan lewat operasi darat.
Agresi ini terjadi bersamaan dengan Israel yang memutus jalur komunikasi warga Palestina, dan berselang tiga minggu setelah serangan paling mematikan dalam sejarah negara tersebut.
PBB memperingatkan bisa terjadi “bencana penderitaan manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya” di Jalur Gaza, setelah Israel berminggu-minggu melakukan serangan dan pemboman tanpa henti.
Hamas mengatakan mereka saat ini tengah menghadapi serangan darat.
“Kami menghadapi serangan darat Israel di Beit Hanoun (di Jalur Gaza utara) dan Bureij timur (di tengah), dan terjadi pertempuran sengit di lapangan,” demikian pernyataan pemimpin kelompok sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam.
Juru bicara militer Israel Mayor Nir Dinar mengatakan kepada AFP bahwa: “Pasukan kami beroperasi di Gaza sama seperti kemarin.”
Saat ini puluhan ribu tentara berkumpul di sepanjang perbatasan Gaza menjelang invasi besar-besaran. Sebelumnya pada Rabu dan Kamis malam, pasukan Israel juga melakukan serangan darat terbatas.
“Menyusul serangkaian serangan pada hari-hari terakhir, pasukan darat memperluas operasi darat malam ini,” kata juru bicara militer Daniel Hagari kepada wartawan, Jumat malam, atau Sabtu waktu Indonesia.
Militer Israel juga mengatakan pihaknya telah meningkatkan serangan secara signifikan, sementara Brigade Ezzedine al-Qassam mengatakan melalui Telegram bahwa mereka membalasnya dengan roket.
Mengapa mereka mengebom kami?
Tayangan langsung AFP pada Jumat malam menunjukkan serangan udara demi serangan terjadi di Gaza utara, sementara asap hitam tebal menutupi cakrawala.
Di jalan yang dibom di lingkungan Tal al-Hawa, Om Walid Basal (50) bertanya alasan blok apartemennya dibom oleh Israel.
“Ini rumah kami, kami tinggal di sini hanya bersama anak-anak kami, penuh dengan anak-anak,” katanya.
“Mengapa mereka mengebom kami? Mengapa mereka menghancurkan rumah kami?”
Kementerian Kesehatan Palestina pada Jumat mengatakan bahwa serangan Israel di Gaza kini telah menewaskan 7.326 orang, lebih dari 3.000 di antaranya adalah anak-anak.
Hamas sebelumnya mengatakan pihaknya “siap” untuk melakukan invasi.
“Jika (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu memutuskan untuk memasuki Gaza malam ini, perlawanan sudah siap,” kata Ezzat al-Rishaq, anggota senior biro politik Hamas, melalui Telegram.
“Sisa-sisa prajuritnya akan ditelan tanah Gaza.”***