Jumat, 19 April 2024

Kritik Tajam Oposisi Myanmar Atas KTT ASEAN

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
KTT ASEAN untuk membahas krisis Myanmar di Jakarta pada 24 April lalu. (Arsip Biro Pers Sekretariat Presiden).

Yangon (Riaunews.com) – Pemerintah tandingan di Myanmar, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), mengecam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Menurut mereka pertemuan itu sepenuhnya gagal.

“Tidak ada kompromi. Empat syarat sudah kami susun. Ini bukan tuntutan saya, ini [tuntutan] orang-orang Myanmar. Kami tidak dapat melegitimasi pembunuhan. Jika Anda (ASEAN) melegitimasi junta, Anda melegitimasi militer,” ucap perwakilan NUG, Dr. Sasa, dalam wawancara yang dikutip dari Nikkei Asia.

Pernyataan itu di sampaikan Sasa setelah pertemuan ASEAN menghasilkan lima konsensus. Di antaranya, kekerasan di Myanmar harus segera dihentikan, mendorong adanya dialog konstruktif untuk mencari solusi damai, ASEAN akan memfasilitasi mediasi, ASEAN akan memberi bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre, dan utusan khusus ASEAN akan ke Myanmar bertemu pihak terkait.

Menurut NUG, lima konsensus dari hasil pertemuan itu memihak junta militer. Seharusnya, lanjut mereka, ASEAN mendesak junta yang selama ini melakukan tindak kekerasan terhadap warga sipil Myanmar dan melanggar hak asasi manusia.

Dalam pertemuan itu, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan bahwa Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, tidak menentang usulan untuk mengirim bantuan kemanusiaan.

Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, juga mengklaim Aung Hlaing sepakat mengakhiri kekerasan terhadap warga sipil.

Terpisah, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyatakan menyampaikan sejumlah pandangan di KTT ASEAN.

Di antaranya, penghentian penggunaan kekerasan, pengembalian demokrasi dan perdamaian di Myanmar.

“Kekerasan harus dihentikan, dan demokrasi dan stabilitas dan perdamaian di Myanmar harus segera dikembalikan. Kepentingan masyarakat Myanmar harus selalu jadi prioritas,” dalam konferensi pers secara daring.

Diketahui, KTT itu digelar di Jakarta, pada Sabtu (24/4) pekan lalu, dihadiri oleh sembilan perwakilan pemimpin Asia Tenggara. Mereka yang hadir adalah Jenderal Min Aung Hlaing, Presiden Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri Vietnam Phạm Minh Chinh, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

Kemudian, tiga pemimpin negara yang tak hadir mengirimkan menteri luar negerinya, yakni Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro L. Locsin, Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai, dan Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith.***

Sumber: CNN Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *