Ankara (Riaunews.com) – Otoritas Turki mengutuk keras kunjungan kontroversial Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem pekan ini. Ankara menyebut kunjungan Ben-Gvir itu ‘provokatif’ dan telah menyampaikan keprihatinannya soal itu kepada otoritas Israel.
Kunjungan Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa pada Selasa (3/1/2023) waktu setempat itu memicu kemarahan Palestina dan mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk menggelar rapat khusus guna membahasnya.
“Kami mendapati tindakan provokatif Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terhadap Masjid Al-Aqsa tidak bisa diterima,” tegas Menteri Luar Negeri (Menlu) Mevlut Cavusoglu dalam pernyataan yang dirilis kantornya, seperti dilansir Detikcom dari AFP, Kamis (5/1/2023).
Keberatan dan keprihatinan Turki itu disampaikan Cavusoglu saat berbicara via telepon dengan Menlu Israel Eli Cohen pada Rabu (4/1) waktu setempat.
Kunjungan kontroversial Ben-Gvir itu dilakukan beberapa hari setelah dia menjabat sebagai Menteri Keamanan Nasional, yang memiliki wewenang dan kekuasaan atas Kepolisian Israel.
Masjid Al-Aqsa merupakan tempat tersuci ketiga dalam Islam dan menjadi situs paling sakral bagi umat Yahudi, yang menyebutnya sebagai Temple Mount.
Kecaman itu disampaikan Turki saat hubungannya dengan Israel mulai menghangat, usai membeku selama bertahun-tahun akibat gempuran Israel terhadap kapal Turki yang membawa bantuan ke Gaza tahun 2010 lalu, yang menewaskan 10 warga sipil.
Pada Agustus tahun lalu, Israel dan Turki mengumumkan pemulihan penuh hubungan kedua negara dan kembali saling mengirimkan Duta Besar.
Presiden Recep Tayyip Erdogan, bulan lalu, juga menyelamati Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yang kembali menjabat, meskipun ada sejarah permusuhan pribadi di antara keduanya.
Sementara itu, dalam pernyataan terpisah, kantor Menlu Israel Eli Cohen mengonfirmasi bahwa Menlu Turki telah menyampaikan ‘keprihatinan’ soal kunjungan Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa itu. Pernyataan kantor Cohen itu juga menegaskan komitmen Israel mempertahankan status-quo.
“Cohen mengatakan Israel berkomitmen untuk mempertahankan status-quo situs tersebut, bahwa kunjungan ini bukan merupakan perubahan kebijakan, dan bahwa kebebasan beribadah untuk semua agama di Yerusalem akan dijaga,” tegas pernyataan kantor Cohen itu.
Di bawah status-quo lama, umat Yahudi bisa mengunjungi kompleks suci itu pada waktu-waktu tertentu, namun tidak diizinkan untuk berdoa di sana.
Menyusul kunjungan Ben-Gvir itu, Dewan Keamanan PBB akan menggelar rapat khusus di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat (AS) pada Kamis (5/1) sore, sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara itu akan bersidang menyusul permintaan dari Uni Emirat Arab dan China, untuk membahas kunjungan Menteri Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa yang menuai kecaman internasional, termasuk dari AS — sekutu lama Israel.***