
Taheran (Riaunews.com) Iran membantah dugaan penyiksaan dalam kasus kematian Mahsa Amini, yang memicu demo besar-besaran di negara itu.
“Menurut Menteri Dalam Negeri Republik Islam Iran, hasil penyelidikan awal dan laporan yang dibuat oleh Rumah Sakit Kasra membuktikan bahwa tidak ada tindakan kekerasan dan pukulan apapun terhadap Mahsa Amini,” demikian pernyataan resmi Kedutaan Besar Iran di Jakarta, Jumat (30/9/2022).
Dalam pernyataan itu, Direktur Jenderal Badan Kepolisian Forensik Provinsi Tehran mengklaim hasil autopsi tak menunjukkan jejak pendarahan, penghancuran, atau organ dalam tubuh yang pecah.
Iran juga menyatakan membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan penyebab kematian Amini. Berbagai lembaga terkait, katanya, tengah menyelidiki insiden itu. Tim tersebut dibentuk di berbagai badan dan lembaga Republik Islam Iran.
Kelompok itu di antaranya tim investigasi yang dibentuk Menteri Dalam Negeri, tim penyelidikan yang dibentuk Jaksa Agung kota Tehran dan Badan Administrasi Kehakiman Provinsi Tehran, hingga tim pencari fakta yang dibentuk Parlemen lran.
Pekan lalu, Iran bergejolak usai kematian Amini. Banyak pihak yang menduga ia tewas karena mengalami penyiksaan oleh polisi. Sebelumnya, polisi moral Iran menangkap Amini karena dianggap tak mengenakan penutup kepala sesuai aturan mereka.
Setelah berita kematian itu, ribuan warga turun ke jalan menuntut keadilan dan transparansi untuk Amini. Mereka juga menyoroti kebebasan ekspresi yang terkikis di Iran.
Menanggapi pemberitaan yang masif soal dugaan penyiksaan, Kedutaan Besar Iran menilai terlalu diri memberikan penilaian. Kesimpulan semacam itu, kata mereka, terlalu dini untuk disampaikan mengingat investigasi dan penyelidikan masih berlangsung.
“Kesimpulan yang dituduhkan oleh mereka merupakan sebuah tindakan provokatif dan tak beralasan,” bunyi pernyataan resmi Kedubes Iran.***
Sumber: CNN Indonesia