Moskow (Riaunews.com) – Rusia menyatakan bakal menargetkan setiap pengiriman senjata yang masuk Ukraina. Berdasarkan kantor berita pemerintah Rusia TASS, hal tersebut ditekankan kembali Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Jumat (18/3/2022).
“Kami dengan jelas telah menyatakan, setiap kargo yang akan memasuki wilayah Ukraina akan kami anggap (membawa) senjata. Jadi akan menjadi target yang sah,” kata Sergey Lavrov seperti dilansir CNN Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan setelah sejumlah negara NATO telah menjanjikan bantuan militer ke Ukraina, seperti drone hingga rudal anti-tank.
Sergey Lavrov, dalam pemberitaan TASS, menegaskan sistem pertahanan rudal buatan Soviet dan Rusia yang tersedia di beberapa negara NATO juga tidak dapat secara legal dikirim ke negara ketiga.
Pada Kamis (17/3), Amerika Serikat dikabarkan berencana mengirimkan drone Switchblade atau yang biasa disebut pesawat nirawak kamikaze untuk Ukraina melawan agresi Rusia.
Drone kamikaze atau bunuh diri memiliki kelebihan mampu menabrak target dengan hulu ledak daya hancur besar.
Switchblade 300 bisa mencapai target hingga 9,6 kilometer. Sementara Switchblade 600 dapat menyerang sasaran hingga 32 kilometer. Kedua sistem ini bisa diatur dan diluncurkan dalam beberapa menit.
Sebelumnya CNN melaporkan, menurut dua sumber yang mengetahui informasi ini, senjata-senjata itu didaftarkan ke dalam paket bantuan usai Ukraina berkonsultasi dengan mitra kongres selama akhir pekan.
Sebelumnya Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengumumkan akan memberi bantuan keamanan baru ke Ukraina senilai US$800 juta atau sekitar Rp11 triliun, Rabu (16/3).
Menurut salah satu pejabat Gedung Putih, keseluruhan bantuan Washington ke Kyiv mencapai miliaran dollar AS.
Pekan lalu, Presiden AS, Joe Biden juga telah mengesahkan bantuan peralatan militer tambahan senilai US$200 juta (Rp2,8 triliun).
Pada 26 Februari, AS mengesahkan lagi bantuan ke Ukraina senilai US$350 juta (Rp5 triliun).***