Moscow (Riaunews.com) – Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia menegaskan akan membalas rentetan sanksi ekonomi terbaru yang dijatuhkan negara-negara Barat terhadap negaranya.
Rusia dihujani gelombang sanksi Barat setelah memutuskan untuk menginvasi Ukraina, negara tetangganya, pada Kamis (24/2/2022) kemarin.
“Tak perlu dikatakan bahwa tindakan pembalasan pasti akan menyusul,” tegas juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan seperti dilansir AFP, Jumat (25/2/2022).
Baca Juga:
- Pakar HI: NATO Keder Hadapi Teknologi Militer Nuklir Rusia
- Diinvasi Rusia, Ukraina Seperti Di-ghosting NATO
- Tentara Rusia Masuk Ibu Kota Ukraina, Warga Diminta Lawan Pakai Molotov
“Seberapa simetris atau asimetris pembalasan itu akan tergantung pada analisis, batasan-batasannya juga belum dianalisis,” imbuhnya.
Diketahui bahwa negara-negara Barat secara kompak menjatuhkan rentetan sanksi ekonomi yang banyak menargetkan pengusaha dan bank-bank Rusia, juga para konglomerat yang juga sekutu dekat Presiden Vladimir Putin dan para pejabat pemerintahan Rusia sendiri.
Invasi militer Rusia dilancarkan terhadap Ukraina sejak Kamis (24/2) pagi dan masih berlanjut hingga kini. Bahkan yang terbaru, Kementerian Pertahanan Ukraina menyebut ‘musuh’ telah berada di distrik Obolon, yang berjarak hanya 9 kilometer dari gedung parlemen Ukraina yang terletak di pusat kota Kiev.
Dalam pernyataannya, otoritas Ukraina mendorong warga untuk membuat bom molotov dan melumpuhkan pasukan Rusia yang mendekati area mereka.
“Kami mendorong warga untuk memberitahu kami pergerakan tentara, untuk membuat bom molotov, dan menetralkan musuh,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina via Facebook, seperti dilansir The Guardian.
Selain mengimbau warga untuk melawan, Kementerian Pertahanan Ukraina juga menyarankan warga sipil lainnya untuk mencari perlindungan atau tetap di rumah.
“Warga yang damai — berhati-hatilah. Jangan tinggalkan rumah,” imbau Kementerian Pertahanan Ukraina.***