Colombo (Riaunews.com) – Sejak pandemi COVID-19, Sri Lanka mengalami krisis ekonomi terburuk selama 70 tahun terakhir. Hal ini tentu berdampak buruk di berbagai sekor perekonomian, salah satu sedang disorot adalah stok BBM Sri Lanka yang semakin kritis.
Dikutip dari BBC edisi Rabu (18/05/2022),Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menyatakan bahwa negaranya sudah benar-benar kehabisan BBM, stok BBM negaranya hanya tersisa untuk satu hari saja. Sri Lanka juga sudah tidak memiliki dollar lagi untuk melakukan impor BBM maupun mendanai pengirimannya. Ranil juga memperingatkan kebangkrutan Sri Lanka dapat menimbulkan masalah yang lebih serius lagi dalam beberapa bulan kedepan.
BBC juga melaporkan bahwa pengusaha transportasi umum dan pengemudi transportasi umum menjadi korban akibat krisis BBM tersebut. Salah satunya adalah Ravindu Parera yang harus mengantri BBM saat dini hari “subuh Kami pergi ke beberapa SPBU dan sebagian besar tutup”. “Sekitar pukul 05.30 kami mengambil kesempatan dan mengantre di Townhall yang merupakan SPBU yang biasanya menyediakan bahan bakar untuk kendaraan pemerintah” ujar Ravindu Parera.
Sri Lanka berada di dalam keterpurukan ekonomi terburuk sejak Pandemi COVID-19. Banyak warga Sri Lanka kesulitan mendapatkan makanan,bahan bakar, dan obat-obatan. Puncaknya adalah inflasi besar-besaran serta pemadaman listrik secara massal.
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.