Jakarta (Riaunews.com) – Persepsi dunia mengenai rasisme dan sentimen agama, terutara di dunia Barat memiliki standar ganda. Tidak ada keadilan dalam melihat sebuah penghinaan terhadap agama.
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi mengatakan bahwa penilaian orang Barat terhadap penghinaan agama sudah keblinger.
Baca: Majalah Charlie Hebdo kembali terbitkan kartun yang lecehkan Nabi Muhamad
“Keblinger. Menghina Yahudi disebut anti semit. Menghina warna kulit disebut rasis. Giliran menghina (agama) Islam hanya dianggap kebebasan berekspresi!” tuturnya dalam akun Twitter pribadi, Ahad (25/10/2020).
Pernyataan ini berkaitan dengan sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerang Islam dan komunitas Muslim. Dia menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis.
Pernyataan Macron sendiri bertepatan dengan langkah provokatif oleh majalah Prancis, Charlie Hebdo, dengan menerbitkan karikatur Nabi Muhammad SAW yang telah menarik kemarahan dan kemarahan yang meluas di seluruh dunia Muslim.
Karikatur tersebut pertama kali diterbitkan pada 2006 oleh surat kabar Denmark Jylllands Posten, dan memicu gelombang protes.
Setelah itu, Prancis diguncang oleh insiden pemenggalan seorang guru sejarah, Samuel Patty, karena ia menggunakan karikatur sebagai contoh kebebasan berekspresi.***