Kabul (Riaunews.com) – Taliban mulai memerintahkan gerilyawan supaya memasuki Ibu Kota Kabul guna mencegah terjadi penjarahan setelah Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dilaporkan kabur ke Tajikistan.
“Kami memerintahkan anggota untuk memasuki Kabul mencegah penjarahan karena polisi sudah meninggalkan markas mereka,” kata Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, seperti dilansir Reuters, Ahad (15/8/2021).
Menurut sumber di pemerintahan Afghanistan saat ini Presiden Ashraf Ghani lari ke Tajikistan menghindari penyerbuan Taliban.
Biro Politik Taliban dan utusan pemerintah Afghanistan saat ini tengah berunding di Qatar terkait dengan proses pengalihan kekuasaan.
Menurut sejumlah diplomat, pemerintahan interim Afghanistan bakal dipimpin oleh Ali Ahmad Jalali. Dia merupakan mantan menteri dalam negeri Afghanistan dan ilmuwan yang juga berkewarganegaraan AS.
Akan tetapi sampai saat ini dilaporkan belum ada persetujuan dari Taliban mengenai hal itu.
Jalali sempat mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Afghanistan pada 2014 silam, tetapi dilarang lantaran dia menolak melepas status kewarganegaraan Amerika Serikat.
Kiprah Taliban dalam memenangkan pertempuran dan merebut wilayah Afghanistan mengejutkan sejumlah pakar. Sebab mereka tidak menyangka serangan Taliban bisa secepat itu menaklukkan militer Afghanistan.
Banyak penduduk Afghanistan khawatir jika Taliban kembali berkuasa maka kehidupan mereka bakal dikekang, terutama bagi kaum perempuan. Saat berkuasa pada 1990-an Taliban menerapkan syariat Islam.
Akan tetapi, juru bicara Taliban, Shuhail Shaheen, menyatakan mereka berjanji bakal melindungi hak-hak perempuan dan prinsip kebebasan pers.
“Kami memastikan kepada rakyat, terutama di Kabul, bahwa nyawa dan harta benda mereka aman,” kata Shaheen.***