
Beijing (Riaunews.com) – Januari lalu, China menjadi negara pertama yang mengumumkan mewabahnya penyakit misterius baru dari virus corona. Negara ini bahkan menutup kota industrinya Wuhan di Provinsi Hubei karena penyakit yang belakangan disebut COVID-19 itu.
Namun kini, selama hampir dua pekan, China mengumumkan negatif kasus corona dari transmisi lokal. Di saat COVID-19 membuat 1,7 miliar orang di luar China mengunci diri, Negeri Tirai Bambu justru mulai terbuka kembali.
Baru-baru ini, tulis AFP, pejabat Hubei bahkan mengumumkan akan memperbolehkan penduduk yang sehat untuk kembali beraktivitas sampai tengah malam. Sebelumnya, dua bulan lamanya, warga di provinsi itu diminta tetap tinggal di dalam rumah.
Tapi tetap saja, pengetatan masih berlaku di kota sumber pandemi Wuhan. Meski demikian, sejumlah orang sudah terlihat bisa melakukan aktivitas meski dengan menjaga jarak sosial, angkutan umum pun mulai bergeliat.
Pasar Asia pun menyambut gembira berita baik dari China ini. Saham di Hong Kong, Tokyo, Seoul sempat meroket dalam sesi terbaru mereka. Ini pemandangan yang berbeda dengan bagian lainnya di dunia seperti Eropa, di mana Italia, Denmark, Prancis, Yunani hingga Inggris mengunci wilayah mereka.
Sebagai negara tempat virus bermula, China kini gencar memberikan bantuan kepada banyak negara yang membutuhkan dalam perang global melawan pandemi COVID-19. Pada Senin (23/3/2020) malam, Presiden China Xi Jinping mengatakan akan membantu Mesir untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian pandemi penyakit corona.
Xi membuat pernyataan dalam percakapan telepon dengan Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi. “Corona telah mengganggu banyak wilayah di belahan dunia … karenanya sudah sewajarnya semua negara bersatu dan bekerja sama,” kata Xi.
Sebelumnya, tim medis China juga mengirim bantuan ke negara-negara lain untuk mengatasi corona. China memberikan berton-ton pasokan medis ke Vietnam.
China juga memberi bantuan ke Italia. Di kota pelabuhan Padova di Italia utara, satu regu medis China yang terdiri atas sembilan orang, mengenakan masker serta rompi merah putih dengan logo Palang Merah, sedang bekerja dengan jadwal yang sangat ketat untuk memahami situasi di sana dan menawarkan bimbingan medis pada warga.
“Kunjungan tim China ke Italia tidak hanya penting dari sisi ilmiah, tetapi juga dari sudut pandang manusia: untuk bersekutu melawan penyakit besar ini harus bersekutu melawan musuh utama umat manusia,” ujar Giampiero Rupolo, Presiden Komite Padova Palang Merah Italia.
Saat ini total pasien corona secara global mencapai 392.169. Ada sebanyak 17.138 orang yang meninggal dan 102.850 pasien sembuh.
China mencatat 81.171 kasus positif. Ada 3.277 pasien meninggal sedangkan 73.159 pasien lain sembuh.***