Jakarta (Riaunews.com) – Gubernur Anies Baswedan menerapkan kembali Jakarta PSBB total. Menurutnya, kondisi Jakarta saat ini lebih darurat dari masa awal pandemi virus corona melanda Indonesia. Angka kematian dan kasus aktif Covid-19 terus meningkat di Jakarta.
“Dalam rapat tadi sore disimpulkan: Kita akan menarik rem darurat kita terpaksa kembali menerapkan pembatasan berskala besar seperti masa awal pandemi. Bukan PSBB transisi, tapi PSBB sebagai mana masa dulu. Ini rem darurat yang kita tarik,” ujar Anies dalam konferensi pers digelar secara daring, Rabu (9/9/2020).
“Ini kondisi darurat lebih darurat dari keadaan dulu, maka jangan keluar rumah bila tidak terpaksa. Jangan keluar dari Jakarta bila kebutuhan tidak mendesak,” imbuhnya.
Baca: Darurat, Anies kembali berlakukan PSBB total di Jakarta
Setelah enam bulan berlalu, sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020, saat ini total kasus positif di Jakarta mencapai 49.837 per 9 September. Sementara kasus aktif atau orang yang masih dirawat/isolasi sebanyak 11.245.
Jumlah pasien meninggal terinfeksi virus corona di Jakarta mencapai 1.347 orang dengan tingkat kematian 2,7 persen. Sedangkan yang sembuh sebanyak 37.245 orang dengan tingkat kesembuhan 74,7 persen.
Anies mengatakan sejak pertengahan Agustus hingga September menunjukkan bahwa tingkat kematian terkait Covid-19 terus meningkat tajam. Angka pemakaman dengan protokol Covid-19 pun meningkat.
“Angka kematian meningkat tiap hari. Ini yang harus kita perhatikan. Ini bukan angka statistik. Setiap kematian satu orang saudara kita, itu terlalu banyak,” kata Anies.
Selain angka kematian, kasus aktif Covid-19 juga menjadi perhatian Anies. Sebab hal ini terkait dengan fasilitas kesehatan di Jakarta. Kasus aktif terdiri dari tiga kelompok, yakni orang tanpa gejala, gejala ringan, sedang dan berat.
Dia menyebutkan selama enam bulan belakangan, kasus aktif 50 persen tanpa gejala, 35 persen gejala ringan, dan 15 persen gejala sedang dan berat yang membutuhkan pelayanan di rumah sakit.
“Kelompok inilah yang harus kita perhitungkan: kasus aktif gejala sedang atau berat,” ujar Anies.
Baca: Anggota DPRD Riau positif Covid-19 sepulang dinas dari Jakarta
Anies mengatakan Jakarta memiliki fasilitas kesehatan kategori besar yaitu 190 rumah sakit, sebanyak 67 di antaranya adalah rujukan Covid-19. Namun menurutnya, saat ini ambang batas sudah hampir terlampaui. Dua angka penanda kapasitas itu yakni keterpakaian tempat tidur dan ICU.
Saat ini, kata Anies, di Jakarta memiliki 4.053 tempat tidur isolasi khusus Covid-19. Sebanyak 77 persen telah terpakai.
“Bila situasi ini berjalan terus tidak ada pengereman maka dari data yang kita miliki bisa dibuat proyeksi 17 September tempat tidur isolasi akan penuh, sesudah itu tidak mampu menampung Covid. Ini tidak sebentar,” kata Anies.***
Sumber: CNN Indonesia
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.