Jakarta (Riaunews.com) – Tiktok Indonesia menanggapi anggapan aplikasi media sosial asal China yang sedang digandrungi anak muda ini kurang tepat menyosialisasikan Pancasila.
Kepala Kebijakan Publik Tiktok Indonesia Donny Eryastha mengklaim Tiktok saat ini banyak digunakan untuk hal-hal positif ketimbang negatif.
“Kalau sekarang menurut saya orang-orang sudah tahu bahwa Tiktok ini bisa digunakan untuk hal-hal positif,” katanya saat ditemui di Bandung, Kamis (20/2/2020), sebagaimana dilansir CNN Indonesia.
Donny mencontohkan kegiatan positif yang dimaksud. Salah satunya dalam acara bertajuk Satu Dekade Mata Najwa, yang mana sang presenter Mata Najwa mengundang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Dalam salah satu sesinya, Najwa menantang ketiga gubernur melakoni Any Song Challenge. Sebelumnya Najwa memutarkan video contoh gerakan yang harus diperagakan Anies, Ganjar dan Emil.
“Jadi silakan saja (menilai). Kita sih sudah cukup confident bahwa Tiktok ini bisa digunakan untuk hal-hal yang positif,” kata Donny.
Dia juga menjelaskan bahwa Tiktok terbuka untuk siapapun penggunanya. Selama mereka tidak melanggar community guideline atau panduan komunitas di Tiktok, tidak akan ada masalah.
“Di community guideline itu ada macam-macam ya aturannya. Ada yang boleh dan tidak. Misalnya tidak boleh hatespeech, kekerasan atau hoaks. Jadi selama tidak melanggar silakan, kalau melanggar pasti kita remove konten-konten seperti itu,” ujar Donny.***