Jakarta (Riaunews.com) – Tantangan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diterima dengan baik oleh dosen senior dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, DR Djamester Simarmata.
Luhut Pandjaitan sebelumnya menantang setiap pengkritik kebijakan utang negara yang dilakukan pemerintah untuk bertatap muka dengannya.
Dengan bertatap muka, Luhut mengaku ingin berbincang terkait penambahan utang negara selama pandemi virus corona atau Covid-19.
Baca: Soal 5.000 TKA China di Morowali, Luhut: Mereka yang paham teknologi
“Jadi kalau ada yang mengkritik kami (pemerintah), sini saya juga pingin ketemu. Jadi jangan di media sosial saja. Nanti ketemu kami, ngomong. Enggak usah ngomong di TV-lah, ketemu saya sini,” kata Luhut melalui diskusi virtual di Jakarta, Selasa (2/6/2020).
Dengan jumawa, Luhut yang mengaku berlatar belakang ekonomi merasa yakin bisa menjawab setiap data yang disajikan para pengkritik.
”Saya bisalah jawab itu. Tapi, jangan rakyat dibohongin,” kata Luhut.
Bak gayung bersambut, tantangan Luhut diterima oleh dosen senior dari UI yang memang lantang pada kebijakan utang pemerintah.
Dia adalah DR. Djamester Simarmata yang berdasarkan situs http://staff.ui.ac.id, mengajar mata kuliah ekonomi sektor publik. Salah satu buku yang pernah diterbitkannya berjudul “Analisa Proyek Publik dan Pemerataan,” yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbit FEUI pada tahun 1990.
Baca: Luhut yakin kedatangan TKA China akan membawa transfer of knowledge and technology, mungkinkah?
Selain itu, Djamester Simarmata juga kerap membuat tulisan di sejumlah media. Salah satunya berjudul “Utang Luar Negeri Gerus Pertumbuhan Ekonomi”.
Melalui akun Twitter pribadinya, Djamester Simarmata menyanggupi tantangan Luhut Binsar Pandjaitan.
“Caranya gimana? Saya termasuk yang tidak setuju (utang). Tolong ditentukan waktunya, saya persiapkan bahan!” tegasnya, Kamis (4/6).
Djamester Simarmata mengaku sudah pernah menerbitkan tulisan mengenai utang pada tahun 2007 lalu. Kala itu tulisannya diterbitkan hingga 24 halaman dalam Jurnal Ekonomi.
“Tentang utang. Dalam Jurnal Ekonomi, no. 1 tahun 2007, paper saya dalam Kongres ISEI di Manado diterbitkan, hal 1-24. Di situ saya hitung, tingkat utang sustainable 29,2 persen PDB, total utang dalam negeri dan luar negeri. Kemkeu anggap itu hanya ULN. Data 2019 total utang DN+LN telah > 60 persen,” urainya.
Singkatnya, dia memastikan setiap kritik yang disampaikan sudah berdasarkan data dan perhitungan matang. Djamester Simarmata juga memastikan dirinya bukan orang yang sekadar teriak tapi tanpa ada dasar yang jelas.
Baca: Respon Jubir Luhut ketika atasannya diminta PBNU agar tak banyak bicara
“Di luar ini saya sedang nulis buku kecil tentang perbankan, moneter, dan pembangunan. Tadinya saya harap jawaban datang dari Menkeu & Wamenkeu,” tuturnya.
“Apa artinya bila total utang telah lebih dari 60 persen PDB? Untuk ini sebelum saya lanjutkan, tolong di cari apa kata Stiglitz, sebab ini terkait dengan isu yang marak baru-baru ini tentang moneter: ada MMT yang dipopulerkan oleh Mardigu, dan saya amat dukung NCT, dekat ide Richard Werner,” demikian Djamester Simarmata. ***