Hingga Saat Ini Aparat Tak Tahu Siapa yang Memasang Pagar Laut Sepanjang 23 Kilometer di Pantai Tangerang

Perairan laut Tangerang dipagari sepanjang 23 kilometer, namun hingga kini belum diketahui siapa yang melakukannya. (Foto: Info Terbit)

Tangerang (Riaunews.com) – Patroli gabungan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten menemukan kembali pemagaran laut tanpa izin membentang di perairan pesisir utara Kabupaten Tangerang sepanjang sedikitnya 4,14 kilometer.

Lokasi patok-patok dari bambu itu persis di sebelah barat Pulau Cangkir, diduga lanjutan pengerjaan pagar dan telah diperintahkan distop pengerjaannya di sebelah timur Pulau Cangkir.

Pemagaran sepanjang 4,14 kilometer itu tepatnya terdapat di wilayah Desa Muncung, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang.

Ada beberapa kilometer lebih panjang lagi sampai masuk wilayah Desa Ketapang, Mauk, tapi tampak belum rampung pengerjaannya. Tim patroli dengan Kapal Pengawas Perikanan milik DKP Provinsi Banten menemukannya pada Selasa, 1 Oktober 2024.

Tim patroli gabungan itu terdiri dari sekitar 25 orang asal berbagai instansi. Selain DKP Provinsi Banten, ada juga dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pangkalan TNI AL Banten, Polairud Polresta Tangerang, Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Provinsi Banten, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kanwil Banten, Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pangkalan Jakarta, Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI).

Patroli bertolak dari dermaga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Nusantara Karangantu Serang pada Selasa pagi pukul 07.45 WIB. Tambahan pemagaran laut didapati setelah melaju ke timur, ke arah Tangerang, selama sekitar 1,5 jam.

Dari kejauhan, dari arah kapal bergerak, bentuk pagar laut itu menyerupai jalan setapak yang panjang dengan material batang bambu sebagai pilar yang ditancapkan ke laut. Semakin dekat, barisan batang-batang bambu itu terlihat diikat dan saling dikuatkan dengan bilah bambu lain pada bagian kanan dan kiri serta tengah. Tinggi bambu di atas permukaan air laut rata lebih kurang 1,5 meter.

Lembaran anyaman bambu menjadi bagian permukaannya, yang sebelumnya dilapis dengan jaring paranet hitam. Walau tak terlihat adanya fondasi batuan, konstruksi itu cukup kuat saat sejumlah anggota tim, juga Tempo, turun dari kapal dan berdiri ataupun berjalan di atasnya.

Temuan pemagaran laut pada hari itu menambah temuan sebelumnya yang sepanjang 6,1 kilometer di sisi timur Pulau Cangkir. Temuan dari citra satelit oleh KKP lebih fantastis karena menunjukkan konstruksi yang sama sudah sepanjang 23,334 kilometer dari Kronjo hingga Kosambi atau hampir setengah panjang garis pantai Kabupaten Tangerang.

Meski begitu, tak satupun mengaku mengetahui siapa yang membangun dan peruntukannya. “Seperti pekerjaan Sangkuriang: nelayan bilang siang tidak ada pengerjaan, pagi hari mereka melihat pagar laut sudah memanjang. Ini yang kita lihat sekarang, mereka kucing-kucingan,” kata seorang anggota tim dari DKP Provinsi Banten.

Pada hari itu pula tim mengecek lokasi temuan awal dan mendapatinya masih utuh meski tak bertambah panjang. Jaraknya dari bibir pantai sekitar 1,5 kilometer.

Kepala Bidang Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Provinsi Banten, Ahmad Budiman, kemudian mengumpulkan tim dan membahas hasil temuan itu di Kantor Koperasi Nelayan Tempat Pelelangan Ikan Ketapang Mauk Kabupaten Tangerang.

“Sampai saat ini masing-masing yang tergabung patroli memiliki sudut pandang sendiri-sendiri, ini yang nantinya dilaporkan ke pimpinan instansi mereka untuk kemudian nanti duduk bersama lagi membahas lebih lanjut,” kata Ahmad.***

 

Sumber: Tempo

Respon (13)

    1. Semua HANYA SANDIWARA.
      TIDAK MUNGKIN APARAT TIDAK MENGETAHUI PEMAGARAN ITU, KARENA PEMAGARAN LAUT SEPANJANG PULUHAN KILOMETER, PASTI MEMAKAN WAKTU LAMA
      Terus apa kerja Bakamla, Pol air, APAKAH MEREKA HANYA TIDUR DI.MARKAS ?
      Pura pura TIDAK TAU, YA HANYA PURA PURA TIDAK TAU, IBARAT CUCI TANGAN KALAU KETAHUAN ORANG LAIN

      Semua HANYA SANDIWARA KEBOHONGAN
      Pejabat di negara ini SUDAH TERBIASA MEMPERTONTONKAN SANDIWARA KEBOHONGAN

    2. Aponrat penegak hukum dan pemerintah jangan bodoh atau dibidohin oleh si pemagar….y dibongkar bongkar biar tau si empu nya….
      Apa Aparat nya sudah terima fee di muka….

    1. Semua HANYA SANDIWARA.
      TIDAK MUNGKIN APARAT TIDAK MENGETAHUI PEMAGARAN ITU, KARENA PEMAGARAN LAUT SEPANJANG PULUHAN KILOMETER, PASTI MEMAKAN WAKTU LAMA

      Semua HANYA SANDIWARA KEBOHONGAN
      Pejabat di negara ini SUDAH TERBIASA MEMPERTONTONKAN SANDIWARA KEBOHONGAN

    2. Hanya ORANG TOLOL DAN IDIOT YANG PERCAYA DENGAN PENJELASAN APARAT TERKAIT, BAHWA MEREKA TIDAK MENGETAHUI PEMASANGAN PAGAR LAUT ITU

      Sebaiknya, SEMUA APARAT YANG BERTUGAS DI TEMPAT ITU, DIPINDAH KE DAERAH TERPENCIL, BIAR MEREKA TIDAK LAGI MEMBOHONGI RAKYAT

  1. Pura2 tolol…. Udah jelas pelakunya. Ngak mungkin yg pasang (Pengembang PIK) berani lakukan itu tanpa ada yg beri ijin di area yg bukan miliknya.

  2. Aneh juga pada tutup mata, alias pura2 buta…paling2 persiapan mau di urug…ntar klo ada pengurugan pura2 gak tahu, tahumya udah jadi daratan…emang kita2 pada bego sihhh …

  3. Kenapa ngak tau. Ya sudah, aparat semua yg terkait kelautan dipindahkan ke lokasi terluar indonesia. Karena tdk becus kerja ngak may ya dipecat. Kalau mau memperbaiki mental aparat.

  4. Saya lihat sendiri di Tanjung kait mauk dan bertanya pada nelayan setempat siapa yang memagar laut itu dari daratan sekitar 2 kilo meter
    Jawab nelayan Perusahaan agung sedayu kata nya
    Seperti itu
    Apakah itansi terkait hanya uncang2 kaki setelah mendapat kan ampow coklat
    Rakyat dirugikan bukan saja nelayan di daratan dari lontar sampai lontar kemeriahan yang progam jalan tol
    Hanya di bayar murah padahal banyak lahan produktif pertanian

  5. Mungkin yang memagari sejenis SETAN / JIN / GENDERUWO sebab hanya sejenis mereka yang bisa melakukan pemagaran TANPA diketahui oleh aparat apalagi tanpa ijin aparat

  6. Demi ke untungan hrga jual tanah jika lautan sudah mnjadi daratan,(bagaimana nasip nelayan”kecil Kta disnah saat ini.dan bnyk pula lahan”pertanian yg Masi produktip terkena urukan proyek PSN trsbut).coba sana pantai selatan pagar”SM bambu.
    Knpa ya pegawai pemerintahan.wktu pencalonan cari”masyarakat mnta dukungan.setelah jadi/menduduki kursi lpa SM masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *