Jakarta (Riaunews.com) – Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) tetiba jadi perbincangan. Pasalnya, relawan medis yang biasanya hadir di daerah bencana atau konflik bersenjata itu melakukan tes swab terhadap Habib Rizieq Shihab (HRS).
Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad mengatakan di masa lalu pihaknya pernah menangani kesehatan pengasuh Pesantren Ngruki Abu Bakar Baasyir, mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji, dan Panglima Laskar Jihad Jafar Umar Thalib.
“Jadi kami menangani orang perorang itu bukan hal baru. Kami pun sudah lama punya relasi dengan Habib Rizieq,” jelas dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Aceh kepada tim blak-blakan detikcom.
Sebelum melakukan swab, ia melanjutkan, tim MER-C pula yang merekomendasikan pentolan Front Pembela Islam itu supaya dirawat di RS UMMI, Bogor. Selain ikut mengawasi kesehatan Rizieq, Sarbini yang biasa disapa ‘Dokter Ben’ itu menjelaskan tim MER-C juga ikut menasihati kliennya itu agar mematuhi protokol kesehatan selama pandemi.
Sejak terjadi heboh kerumunan massa, MER-C meminta Rizieq Shihab menghindari acara yang berpotensi melahirkan kerumunan. Karena itu rencana safari dakwah pun tak dilanjutkan sampai pandemi benar-benar selesai.
“Dia mendengar dan mengikuti nasihat kami,” ujar dokter Ben.
Dokter relawan yang pernah bertugas di sejumlah medan perang seperti Afghanistan, Irak, Lebanon, dan Palestina itu menyebut Rizieq memang sosok yang keras. Kritik-kritik yang disampaikan juga kerap pedas dan seolah melawan pemerintah. Betapapun demikian, dia tetap anak bangsa yang tak perlu dimusuhi.
“Dia aset bangsa, jadi rangkullah,” ujarnya.
Sarbini mengibaratkan Habib Rizieq seperti anak nakal dalam sebuah keluarga. Tapi biasanya anak yang nakal justru setia pada keluarganya. Begitu juga dengan Rizieq, dia yakin, adalah orang yang setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu dia berharap pemerintah mau membuka dialog sehingga kondisi menjadi sejuk.
“Pak Jusuf Kalla itu berani memediator perdamaian di Afghanistan, di sana ada Taliban yang keras dan ditakuti. Tapi Pak JK coba merangkul, tidak memusuhi,” ujar Sarbini mencontohkan.***