Senin, 25 November 2024

Moeldoko Ngaku Tak Pernah Ngemis Jabatan, Andi Arief Ungkap Dua Kejadian

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Andi Arief ungkap dua kejadian saat Moeldoko menghadap SBY.

Jakarta (Riaunews.com) – Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Demokrat mengungkap fakta baru tentang sosok Moeldoko.

Komentar Andi Arief kali ini menanggapi pengakuan Moeldoko yang menyebut tidak pernah mengemis jabatan maupun pangkat.

Andi Arief menyebut, Moeldoko pernah menghadap Susilo Bambang Yudhoyono ketika merekomendasikan Marzuki Alie sebagai Sekjend Partai Demoorat pada 2014 silam.

Kemudian, masih kata Andi Arief, Moeldoko pernah menghadap langsung SBY ketika dirinya pensiun sebagai panglima TNI.

Kala itu, menurut Andi Arief, Moeldoko meminta dukungan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat kepada SBY.

“Pertama, menghadap SBY gunakan baju TNI lengkap 2014 meminta marzuki ali jadi sekjen kongres Demokrat. Kedua, setelah pensiun menghadap SBY membawa map meminta posisi ketum Demokrat,” tulis Andi Arief di akun Twitternya, Selasa (30/3/2021).

Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang juga ketua umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang memberikan pernyataan terbarunya.

Moeldoko mengaku tidak memberitahu istri dan keluarganya saat menerima tawaran menjadi pimpinan tertinggi partai berlambang mercy itu.

KLB Partai Demokrat digelar pada Jumat (5/3/2021) di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

“Saya juga khilaf sebagai manusia biasa tidak memberitahu kepada istri dan keluarga saya atas keputusan yang saya ambil,” kata Moeldoko

Moeldoko mengatakan, dirinya merupakan tipikal orang yang berani mengambil risiko.

Dia juga meyakini keputusannya menerima tawaran menjadi Ketua Umum Partai Demokrat adalah hal yang benar.

“Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki, maka saya tidak mau membebani presiden.”

“Untuk itu jangan bawa-bawa presiden dalam persoalan ini,” ujarnya.

Selain itu, ia menyebut, tak pernah mengemis untuk mendapatkan pangkat dan jabatan.

“Saya tidak pernah mengemis untuk mendapat pangkat dan jabatan. Apalagi, menggadaikan yang selama ini saya perjuangkan, saya konsisten,” ujar Moeldoko

Moeldoko yakin prajurit TNI tidak akan mudah diprovokasi.

Sebab, selama memimpin ia selalu menanamkan kebajikan.

“Pilihan saya ini adalah hak politik saya sebagai seorang sipil. Ketika saya bertugas di militer, tugas saya mengawal stabilitas dan juga demokrasi,” ujar Moeldoko.

Ketika bertugas sebagai panglima TNI, ia menyebut tugas besarnya adalah menjaga stabilitas dan mengawal jalannya demokrasi.

“Saat ini, saya sebagai sipil, saya tetap konsisten dengan tugas tersebut. Yaitu tugas menjaga demokrasi yang telah melekat di hati saya,” kata Moeldoko.

Moeldoko lantas menyinggung orang-orang yang berpolitik dengan cara-cara mencari perhatian dan membonceng kanan-kiri. Juga mengorbankan jiwa nasionalisme dan Pancasila.

“Saya rela mempertaruhkan leher saya untuk terus menegakkan Pancasila dan berkibarnya Merah Putih. Tetapi, jika ada yang berusaha merusak ke-Indonesiaan kita, saya akan berdiri memimpin untuk meruntuhkannya,” ujar Moeldoko.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *