Muhammadiyah Ingatkan Prabowo Agar Hati-hati Soal Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia: Sesuai Keinginan Israel

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas.

Jakarta (Riaunews.com) – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan rencana mengevakuasi seribu warga yang terluka dan anak-anak yatim di Gaza. Rencana itu perlu ditimbang matang-matang mengingat ada niatan Israel didukung AS untuk mengosongkan Gaza.

“Sebaiknya Prabowo jangan ikut-ikutan mengevakuasi rakyat Gaza ke Indonesia karena jika hal itu terjadi, Prabowo jangan mimpi Israel akan mau menerima kembali warga Gaza yang sudah dievakuasi tersebut,” ujar Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (9/4/2025).

Dia mengatakan, jika Prabowo ingin membantu pengobatan dan perawatan rakyat Gaza yang sakit atau luka-luka akibat dari serangan Israel, maka pengobatan dan perawatannya bersama lima negara yang akan dikunjungi Prabowo harus dilakukan di Gaza.

“Karena sebagai bangsa yang sudah kenyang dijajah selama 350 tahun maka kita harus tahu yang namanya penjajah itu punya 1001 cara dan tipu daya. Untuk itu kita sebagai bangsa jangan pula sampai tertipu oleh mulut manis mereka,” ucap Anwar.

Terlebih, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza agar lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah tersebut.

“Lalu Israel akan menempatkan warga negaranya ke daerah yang mereka duduki sehingga dalam waktu tertentu Gaza akan menjadi bagian dari negara Israel raya yang mereka cita-citakan,” kata Anwar.

Anwar menjelaskan, hal seperti itu sudah terjadi terhadap Kota Yerusalem. Dulu, kata dia, Yerusalem dikuasai oleh rakyat Palestina, tapi sekarang Yerusalem telah diduduki oleh Israel.

“Jadi belajar kepada sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel,” jelas Waketum MUI Pusat ini.

Ia mengingatkan, lima negara yang akan dikunjungi Prabowo merupakan negara-negara yang memiliki hubungan baik dengan Israel dan Amerika. Turki misalnya, sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sejak 1949, Mesir sejak 1979, Yordania sejak 1994, dan UEA mulai menjalin hubungan pada 2020 lalu.

“Qatar belum punya hubungan diplomatik tapi sudah menjalin hubungan dagang tidak resmi dengan Israel sejak 1996. Oleh karena itu kalau Indonesia akan berkonsultasi dengan negara-negara tersebut maka sudah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi,” kata Anwar.

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya melansir akan melawat ke lima negara di Timur Tengah yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania. Salah satu tujuannya untuk meminta dukungan mereka terhadap rencana Indonesia mengevakuasi 1.000 warga Palestina di Gaza ke Indonesia.

Presiden Prabowo menegaskan Indonesia akan menjalankan rencananya itu manakala mendapatkan “lampu hijau” dari seluruh pihak, termasuk negara-negara yang saat ini aktif membantu rakyat Palestina di Gaza.

“Syaratnya adalah semua pihak harus menyetujui hal ini. Kedua, mereka di sini hanya sementara sampai pulih kembali, dan pada saat pulih dan sehat kembali, kondisi Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka berasal. Saya kira itu sikap Pemerintah Indonesia. Untuk itu, saya harus konsultasi kepada pemimpin daerah tersebut,” kata Presiden Prabowo saat jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum berangkat ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Rabu dini hari.

Terkait rencana evakuasi itu, Presiden mengatakan, Pemerintah Indonesia siap menampung kurang lebih 1.000 warga Palestina di Gaza untuk gelombang pertama, terutama mereka yang luka-luka, mereka yang kena trauma, dan anak-anak yatim piatu.

“Kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk angkut mereka. Kami perkirakan jumlahnya 1.000 untuk gelombang pertama,” kata Presiden. Walaupun demikian, rencana itu masih akan dibahas lebih lanjut dengan Pemerintah Palestina. Presiden Prabowo mengutus Menteri Luar Negeri Sugiono untuk berdiskusi dengan pihak Palestina.

Patut dicatat, akhir bulan lalu media Israel melaporkan bahwa kelompok pertama yang terdiri dari 100 warga Palestina dari Jalur Gaza sedang bersiap untuk melakukan perjalanan ke Indonesia. Program ini disebut sebagai bagian dari program percontohan untuk mendorong “emigrasi sukarela” warga Palestina dari Jalur Gaza.

Times of Israel mengutip Channel 12 News yang mengatakan bahwa program percontohan akan dijalankan oleh Mayor Jenderal Ghassan Alian, yang mengepalai Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), sebuah badan Kementerian Pertahanan. Laporan tersebut menambahkan bahwa sebagian besar warga Palestina akan dipekerjakan dalam pekerjaan konstruksi.

Menurut surat kabar tersebut, Israel berharap jika program percontohan ini berhasil, maka akan mendorong ribuan warga Gaza untuk pindah ke Indonesia untuk bekerja dan mempertimbangkan pemukiman permanen di sana, sebuah langkah yang memerlukan persetujuan Jakarta, menurut Channel 12.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *