Jumat, 13 September 2024

Pakar HI Unpad Sebut Hanya Indonesia yang Bisa Tengahi Konflik Rusia-Ukraina, Fadli Zon: Ayo Mainkan Pak Jokowi

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Fadli Zon
Politikus Gerindra, Fadli Zon.

Jakarta (Riaunews.com) – Pakar hubungan internasional dari Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah beberapa waktu lalu mengatakan, Indonesia bisa menjadi negara yang bisa menengahi perang Rusia dan Ukraina.

Dia menyebut, posisi Indonesia harus berada di tengah-tengah namun harus kaya dengan ide-ide.

“Di tengah harus kaya dengan ide-ide. Nggak bisa mengatakan diam di tengah-tengah, tapi angin berhembus kencang dari depan, belakang dan kiri-kanan,” ujarnya Kamis (24/2/2022) lalu.

Dikatakannya bahwa saat ini hanya Indonesia yang bisa diharapkan untuk memberikan jalan bagi konflik dua negara di Eropa itu.

“Sekarang hanya Indonesia yang bisa diharapkan, memberikan jalan tengah atau jalan yang bisa mengakhiri tanpa adanya keruwetan lebih lanjut,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, politikus Partai Gerindra yang terkenal kritis pada pemerintahan Jokowi, Fadli Zon, turut buka suara.

Melalui akun media sosialnya, Fadli Zon turut meyakini bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu menjadi penengah antara Rusia dan Ukraina.

“Saya setuju, hanya P @jokowi yg bisa menengahi perang Rusia-Ukraina. Ayo mainkan Pak,” tulis Fadli Zon.

Ukraina Minta Bantuan Indonesia

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin berharap Indonesia dapat dengan lantang menyuarakan protes ke Rusia sebagai pemimpin di kawasan.

Vasyl Hamianin percaya bahwa Indonesia memiliki suara dan kekuatan yang sangat berpengaruh di kancah global.

“Saya pikir jika Indonesia angkat bicara, tidak ada seorangpun, tidak ada negara, tidak ada Daerah, tidak ada pemimpin di dunia yang berani mengabaikannya,” kata Vasyl di konferensi pers, Kamis (24/2/2022).

“Jadi apa yang sebenarnya kita harapkan dari Indonesia. Ini untuk menonjol dan berbicara, berbicara keras, dan percaya diri. Dan suara Indonesia ini akan didengar oleh semua orang termasuk diktator dari Kremlin,” lanjutnya.

Dubes Vasyl tidak ingin menyebut situasi di negaranya sebagai krisis, atau bahkan konflik.

Karena menurutnya, Rusia mencoba membuktikan bahwa mereka terancam oleh Ukraina untuk alasan apapun.

Vasyl mengatakan bahkan Ukraina tidak memiliki senjata nuklir, hanya memiliki Angkatan Darat yang jauh lebih kecil dari Rusia, dan tidak berambisi untuk bergabung dengan Rusia.

Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dimiliki Rusia, yang memiliki senjata nuklir massif, memiliki tentara yang besar, memiliki tempat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Satu-satunya harapan Ukraina selama 350 tahun adalah menyingkirkan Rusia. Bukan hanya delapan tahun. Itu lebih dari 300 tahun,” ujarnya.

Vasyl mengatakan dirinya sangat terinspirasi oleh semangat rakyat Indonesia berjuang untuk kemerdekaan.

Bahkan Indonesia memiliki banyak pahlawan yang terkemuka dan besar yang rela berkorban untuk kemerdekaan Indonesia seperti Jenderal Sudirman hingga Pangeran Diponegoro.

Hal ini yang dia sampaikan kepada rakyat Ukraina dan berharap Ukraina dapat melakukan hal yang sama seperti rakyat Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri di masa depan, demi anak cucu mereka.

“Semangat Kemerdekaan Indonesia, semangat kemauan Indonesia, dan kesiapan menjaga tanah dan memperjuangkan tanah merdeka menjadi merdeka. Untuk menentukan nasibnya sendiri di masa depannya, dan masa depan anak-anak Anda, masa depan cucu-cucu Anda, masa depan bangsa Anda,”

“Saya mengagumi semangat Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, semangat kepahlawanan rakyat Indonesia dan percayalah ini saya sampaikan ke ukraina sepanjang waktu,”

“Kami ingin orang Indonesia menjadi bersama kami,” ujarnya.

 

Respon Jokowi

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan agar semua pihak terkait menghentikan perang.

Untuk diketahui Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan invasi ke Ukraina, pada Kamis (24/2/2022).

Putin menyebut negaranya sedang melakukan operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina.

“Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia,” kata Jokowi dalam akun twitternya @jokowi.

Jokowi juga menyerukan agar ketegangan antara Rusia dan Ukraina dihentikan.

Semua pihak yang terlibat menahan diri agar tercipta perdamaian.

“Rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin. Semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi,” kata Jokowi.

Ketegangan yang terjadi, menurut Presiden, jangan sampai berujung perang.

Saat ini justru yang dibutuhkan adalah sinergitas dan kolaborasi masyarakat dunia dalam menghadapi Pandemi.

“Saatnya kita memulihkan ekonomi dunia, mengantisipasi kelangkaan pangan, dan mencegah kelaparan,” tulis Presiden. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *