Prabowo Mengaku Mau Bertemu Tokoh ‘Indonesia Gelap’, Ini Respon PHBI

Ribuan warga melakukan unjuk rasa dalam demonstrasi “Indonesia Gelap” di kawasan Patung Kuda Arjuna di Jakarta, pada Jumat, 21 Februari 2025, menolak kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat dan masa depan generasi muda. (Foto: Benar News)

Jakarta (Riaunews.com) – Masyarakat sipil memberi sejumlah catatan merespons keinginan Presiden RI Prabowo Subianto yang hendak bertemu tokoh atau penggagas tagar Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu yang sempat ramai beberapa waktu lalu.

Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Julius Ibrani menyambut baik inisiatif cepat Prabowo untuk membuka ruang diskusi dan ingin memahami konstruksi lengkap dari gerakan publik dimaksud.

Kendati demikian, ia memberi sejumlah catatan kritis.

“Catatan pertama adalah ketika diminta forumnya secara tertutup tidak di ruang publik, maka itu mengubah posisi Presiden Prabowo yang tadinya milik publik dan membicarakan isu-isu publik menjadi ranah privat, personal. Ini yang tidak boleh dan tidak baik,” kata Julius, sebagaimana dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (8/4/2025).

Ia menjelaskan dialog secara terbuka penting untuk sekaligus memberikan pemahaman kepada publik yang barangkali juga tidak memahami utuh maksud dari gerakan Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu.

Catatan kedua, sebelum melakukan klarifikasi dimaksud, Julius meminta Prabowo untuk berkoordinasi dengan kementerian-kementerian di bawahnya untuk mendapat informasi dari gerakan tersebut.

“Ini dulu yang dipertanyakan sehingga ketika melakukan klarifikasi terhadap penggagas Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu maka dia sudah mendapatkan tekstualisasi dari internal dirinya sendiri yaitu eksekutif atau pemerintahan di bawah kepresidenan yang dia pimpin. Itu sebaiknya yang dia lakukan,” tutur dia.

“Tanya ke kementerian-kementerian misalnya Indonesia Gelap bicara masyarakat sipil yang terus-menerus mengalami represi, ruang publik yang diisi tentara dan segala macamnya. Ditanya dulu nih kenapa bisa begini, emang enggak ada ruang untuk menyerap aspirasi, untuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat untuk mencari titik temunya,” imbuhnya.

Julius secara khusus menyoroti pernyataan Prabowo yang berbunyi “Ayo, jangan kabur-kabur, kita bangun Indonesia sama-sama.’ Ia menekankan partisipasi menjadi kata kunci untuk mencapai tujuan tersebut.

“Ini yang belum ada dan harus diperkuat Presiden Prabowo ke depannya. Karena kalau tidak, percuma nih nanti dia diskusi sama penggagas Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu enggak selesai juga masalahnya,” tandasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *