
Jakarta (Riaunews.com) – Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Belva Devara angkat bicara terkait keterlibatan Skill Academy by Ruangguru yang merupakan perusahaan miliknya sebagai mitra dari program Kartu Pra Kerja.
Pendiri dan CEO Ruangguru itu mengaku siap mundur dari staf khusus apabila ada konflik kepentingan dalam penetapan itu.
“Walau tidak ada yang dilanggar secara hukum, sebenarnya demi menghindari persepsi atau asumsi, saya siap dan sudah menawarkan untuk mundur,” kata Belva melalui cuitannya di Twitter, Rabu (15/4/2020).
16/ Walau tidak ada yg dilanggar secara hukum, sebenarnya demi menghindari persepsi/asumsi, saya siap dan sudah menawarkan utk mundur. Namun keputusan mundur adalah keputusan besar dan harus didiskusikan dgn Istana. Jd mohon dipahami bukan hanya masalah saya mau / tidak.
— Belva Devara (@AdamasBelva) April 15, 2020
Dia menegaskan, dirinya sama sekali tak terlibat dalam proses pemilihan mitra untuk pelatihan online program kartu pra kerja. Termasuk, soal besaran anggarannya maupun mekanisme teknisnya.
“Saya sedang konfirmasi ulang ke Istana apakah memang ada konflik kepentingan yang ditanyakan teman-teman semua di sini, walaupun saya tidak ikut proses seleksi mitra. Jika ada, tentu saya siap mundur dari stafsus saat ini juga. Saya tidak mau menyalahi aturan apapun,” ujarnya.
Belva menjelaskan, penentuan mitra program kartu pra kerja dilakukan secara independen oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana (PMO). Dia memastikan penetapan mitra kartu pra kerja tanpa intervensi dari siapapun.
“Saat ini mitra resmi pun juga banyak. Total mitra ada delapan 8, yang semuanya mengikuti proses seleksi dari akhir tahun 2019 yang dibuka untuk umum,” tegasnya.
Sebelum menerima tawaran menjadi staf khusus, Belva pun telah menanyakan ke pihak Istana apakah dirinya harus mundur dari jabatan perusahaan yang telah dirintisnya. Namun, kata dia, pihak Istana menyatakan hal itu tak diperlukan.
“Jawaban Istana jelas: Tidak perlu. Itu dasar saya menerima tawaran ini,” ucapnya.
“Saya hanya berpegang pada pernyataan Istana tersebut dan niat saya hanya kontribusi sebisa saya di bidang yang saya kuasai. Itu lah kenapa kebanyakan program saya sebenarnya di digital services (human centered design dan master data nasional),” sambung Belva.***