Jakarta (Riaunews.com) – Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan Pertamina mengalami kerugian yang cukup besar pada tahun ini.
“Untuk Pertamina tadi kita lihat arus kas defisitnya estimasinya mencapai 12,98 miliar dolar AS (Rp191,2 triliun),” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Banggar DPR RI, Kamis (19/5/2022).
Menurut Sri Mulyani, defisit yang terjadi diakibatkan karena adanya dampak kenaikan harga minyak mentah dunia.
Di saat tingginya minyak mentah dunia naik, Sri Mulyani menjelaskan, Pertamina justru tidak menaikkan harga BBM di dalam negeri, sehingga defisit tidak dapat terhindarkan.
Prediksi Pertamina akan mengalami kerugian itu turut ditanggapi oleh mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu dengan menyindir kinerja Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Said Didu mengatakan Ahok mampu membuat rekor kerugian Pertamina mendekati Rp200 triliun.
Hal itu diungkapkan oleh Said Didu melalui cuitan di akun Twitter @msaid_didu pada Kamis, 19 Mei 2022.
“Komut Pertamina memang Wookeee – bikin rekor tekor Pertamina mendekati Rp 200 teilyun,” tulis Said Didu.
Sindiran Said Didu itu turut menuai pro dan kontra netizen di kolom komentar.
Ada yang turut mempertanyakan kinerja Ahok karena kemungkinan kerugian bisa sampai ratusan triliun.
“Itu bukan tidak berprestasi, tapi memang tak bisa kerja. Kalau tekor 1 atau 10 T itu wajar, lah kalau tekor sudah ratusan triliun itu memang tak bisa kerja,” ucap @Putra_Adi_YM.
“Dulu ada yg pernah bilang, di Pertamina itu tinggal merem saja bisa untung!!” ujar @supriyantost11.
Tak hanya yang mempertanyakan kinerja Ahok, ada juga yang membela mantan Gubernur DKI Jakarta itu dan menyindir Said Didu.***