Jakarta (Riaunews.com) – Tokoh PA 212 tidak ada lagi dalam susunan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bachtiar Nasir, Tengku Zulkarnain, serta Yusuf Muhammad Martak terdepak dari Dewan Pimpinan Harian MUI 2020-2025.
Bachtiar Nasir pada periode sebelumnya menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI. Namanya melejit ketika kasus dugaan penistaan agama oleh mantan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Bachtiar menjadi pemimpin Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI yang menggerakan Aksi 411 dan 212 pada 2017 silam. Yusuf Muhammad Martak, yang sebelumnya menjadi Bendahara MUI, juga salah satu tokoh penting di gerakan 212. Ia menjadi Ketua GNPF Ulama yang melanjutkan gerakan GNPF MUI yang dipimpin Bachtiar.
Sementara, Tengku Zulkarnain merupakan tokoh yang lantang mengkritik pemerintah. Tengku tak lagi menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal MUI. Tengku Zulkarnain merupakan tokoh yang aktif dan dekat dengan lingkaran 212.
Tidak hanya tokoh 212 yang terdepak. Din Syamsuddin tidak lagi memegang jabatan di MUI. Pada periode 2015-2020, ia memimpin Dewan Pertimbangan MUI.
Din kini aktif di Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Kelompok yang berisi tokoh oposisi pemerintah. Bersama Gatot Nurmantyo dan Rochmat Wahab, Din menjabat Presidium KAMI.
MUI telah merampungkan pengurus periode 2020-2025. Ketua Umum MUI sebelumnya, Ma’ruf Amin menjadi Ketua Tim Formatur. Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar terpilih sebagai Ketua Umum MUI 2020-2025.***