Makassar (Riaunews.com) – Geger perihal rekaman video yang berisi suara calon Wali Kota Makassar, Ramdhan ‘Danny’ Pomanto menyebut Jusuf Kalla sebagai aktor di balik penangkapan Menteri KKP nonaktif Edhy Prabowo masuk babak baru. Kini, Danny Pomanto resmi melaporkan pihak yang merekam dan menyebarkan rekaman suaranya itu ke polisi.
Laporan Danny Pomanto itu ditangani oleh Polda Sulawesi. Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Ibrahim Tompo mengatakan pihaknya sudah menerima laporan tersebut dari tim hukum Danny.
“Jika ada laporan terkait pidana sudah pasti akan kita tindak lanjuti,” kata Ibrahim dalam pesan singkat kepada detikcom, Ahad (6/11/2020).
Kasus ini bermula dari beredar video berdurasi 1 menit 58 detik ini pada Sabtu (5/12/2020). Video itu menampilkan wajah Danny Pomanto dan kemudian beralih pada sebuah percakapan yang membahas penangkapan Edhy Prabowo serta tokoh-tokoh yang diuntungkan dalam penangkapan ini. Dalam rekaman itu, Danny menyebut JK hendak membenturkan Jokowi dan Prabowo untuk kepentingan Pilpres 2024.
Danny kemudian mengakui bahwa suara dalam rekaman itu adalah suaranya. Hanya saja, menurut Danny, perbincangan tersebut sebatas analisis politik dan perbincangan lepas dirinya dengan beberapa orang.
“Jadi itu adalah percakapan di dalam rumah saya, dalam rumah saya, orang rekam. Jadi sebenarnya itu adalah percakapan biasa, analisis politik dan hak setiap orang kan begitu. Sebenarnya saya korban ini. Kenapa ada yang rekam dan sebar. Aneh,” tutur Danny kepada detikcom.
Atas video itu, juru bicara (jubir) mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Husain Abdullah, menilai KPK harusnya segera memanggil Danny Pomanto terkait rekaman itu. Husain menyebut isu tersebut fitnah.
“Ini bukan sekadar masalah Pak JK, tapi sudah fitnah yang mengadu domba antarelite. Bahkan mendemoralisasi KPK,” sebut Husain kepada detikcom, Sabtu (5/12).
Husain Abdullah pun tak habis pikir dengan Danny Pomanto. Dia menyebut tuduhan soal JK yang mengontrol penangkapan Edhy Prabowo tak masuk akal.
“Saya cuma mau bilang, salah apa Pak JK kepada Danny Pomanto, sehingga tega-teganya memfitnah seperti. Danny seperti tidak punya lagi sopan santun, sipakalebbi sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan. Saya yakin kalau orang Bugis-Makassar tidak gampang mengumbar fitnah, karena secara budaya dan agama tahu risikonya, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan,” tutur Husain.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.