Jakarta (Riaunews.com) – Yatim Mandiri menggelar Launching Program Gerakan Orang Tua Asuh (GENOTA) dan Program Sedekah Pangan di Rendezvoo Coffee and Latery, Jl. Gerbang Pemuda No. 8, Jakarta Pusat, Senin (14/8).
Selain untuk meluaskan manfaat Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF), yang diamanahkan kepada Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Yatim Mandiri. Tantangan dalam menghadapi bonus demografi, yang mungkin didapatkan oleh bangsa Indonesia pada 13 dekade mendatang, juga menjadi latar belakang program ini hadir.
“Bonus demografi bagaikan pedang bermata dua, karena apabila remaja sebagai calon penduduk usia produktif justru tidak memiliki pendidikan, kemampuan dan keterampilan (slalls) yang tidak memadai, maka hanya akan menambah beban tanggungan bagi umat dan negara. Untuk itu Yatim Mandiri hadir di dalamnya, demi mendukung terbentuknya remaja mandiri yang berkualitas,” tutur Andriyas Eko Vantofy, selaku Direktur Utama LAZNAS Yatim Mandiri.
Pada kesempatan ini Hj. Wida Sukmawati, S.Sos Kepala Subdirektorat Edukasi, Inovasi, dan Kerja Sama Zakat dan Wakaf Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama juga menjelaskan pertanyaan wartawan tentang bagaimana tujuan dari program gerakan orang tua asuh LAZNAS Yatim Mandiri ini juga bisa hadir di beberapa kota atau pedesaan lainnya yang ada di Indonesia.
Dalam membina anak yatim dan dhuafa di Indonesia untuk disiapkan menjadi remaja mandiri. Yatim Mandiri mempunyai Sistem Pendidikan Terintegrasi. Dimana anak yatim dan dhuafa mulai dari bayi atau balita, Yatim Mandiri akan memperhatikan pemenuhan gizi dan pendampingan tumbuh kembangnya. Memasuki usia anak sekolah, Yatim Mandiri membina anak yatim dan dhuafa melalui Program Sanggar Belajar Al-Our’an dan Genius serta Asrama Yatim Mandiri, Yatim Mandiri juga menyiapkan Beasiswa Pendidikan untuk binaannya.
Memasuki usia remaja, Yatim Mandiri mengarahkan anak yatim dan dhuafa untuk melanjutkan sekolah di Boarding School (ICMBS), Mandiri Entrepreneur Center (MEC) atau Kampus Kemandirian, selain itu Yatim Mandiri juga membina anak yatim dan dhuafa untuk dapat masuk di sekolah unggulan atau favorit. Hingga outputnya, saat anak yatim dan dhuafa tersebut dewasa, akan terwujud binaan yang mandiri.
Saat ini, jumlah binaan Yatim Mandiri khusus untuk Program Pendidikan sebanyak 11.651 anak yatim dan dhuafa di 823 titik di Indonesia. Meliputi Program Sanggar Al-Our’an, Sanggar Genius, Asrama Yatim Mandiri, Mandiri Entrepreneur Center (MEC), Insan Cendekia Mandiri Boarding School (ICMBS), dan Kampus Kemandirian. Data ini belum termasuk Penerima Manfaat Program Pemberdayaan, Kesehatan, Dakwah, Kemanusiaan dan Program Khusus.
Andriyas Eko Vantofy, juga menginformasikan bahwa, “telah banyak alumni dari Mandiri Entrepreneur Center (MEC) yang sekarang punya usaha sendiri, banyak juga siswa dari Sanggar Genius yang diterima di sekolah favorit seperti Sekolah Cendekia Baznas. Bahkan 30 Siswa Insan Cendekia Mandiri Boarding School (ICMBS) diterima di Perguruan Tinggi Negeri, 14 siswa lolos SNMPTN, 4 siswa lolos SNMPN, dan 12 siswa lolos SPAN-PTKIN.
Data diambil tahun 2022, data tahun 2023 masih dalam proses rekapitulasi,” kata Andriyas Eko Vantofy menjelaskan.
Program Gerakan Orang Tua Asuh (GENOTA) ini kemudian hadir untuk mendukung Sistem Pendidikan Terintegrasi yang ada di Yatim Mandiri tersebut. Karena masih banyak paham di masyarakat bahwa, selama ini anak yatim hanya disantuni dengan memberikan sejumlah uang saja. Tanpa mendampingi apakah mereka mendapat pendidikan yang tepat dan baik.
Program Gerakan Orang Tua Asuh (GENOTA), hadir sebagai gerakan kepedulian untuk menjamin keberlangsungan pendidikan anak yatim dan dhuafa, melalui sistem pengasuhan di sekolah unggulan SMP-SMA Insan Cendekia Mandiri Boarding School (IC MBS). Sehingga pendidikan mereka bisa terjamin dengan tepat dan baik. Andriyas Eko Vantofy menuturkan bahwa, “Program GENOTA turut mendukung Program BAZNAS terkait Beasiswa Pendidikan.”
Saat ini, Yatim Mandiri telah lengkap dengan satu entitas yang mandiri untuk membangun ekosistem gerakan dakwah sosial yang masif. Program Sedekah Pangan hadir sebagai gerakan kepedulian untuk memenuhi kebutuhan pangan santri binaan Yatim Mandiri.
Meliputi, binaan Sanggar Al-Our’an, Sanggar Genius, Asrama Yatim Mandiri, Mandiri Entrepreneur Center (MEC), Insan Cendekia Mandiri Boarding School (IC MBS), serta Kampus Kemandirian. “Program Sedekah Pangan turut mendukung Program KEMENAG terkait Kemandirian Pesantren dan Stunting. Serta Program BAZNAS terkait Gerai Pangan dan Santripreneur,” kata Andriyas Eko Vantofy.
Hadirnya Program Gerakan Orang Tua Asuh (GENOTA) dan Program Sedekah Pangan ini juga turut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Antara lain pada pilar pertama yaitu, Mengakhiri Kemiskinan, Yatim Mandiri memastikan anak-anak yatim dan dhuafa tercukupi pangannya. Serta terpenuhi kualitas pendidikannya, mereka dibina menjadi remaja mandiri, dalam jangka panjang sebagai output, binaan mampu mengentaskan keluarganya dari garis kemiskinan.
Kemudian pilar kedua yaitu, Mengakhiri Kelaparan, Yatim Mandiri memastikan binaan atau siswa yatim dan dhuafa tercukupi pangannya didukung dengan Program Sedekah Pangan, hal ini juga linear dengan Program Penuntasan Stunting. Selanjutnya pilar ketiga yaitu, Pendidikan Berkualitas, Yatim Mandiri memastikan binaan atau siswa yatim dan dhuafa mendapatkan pendidikan yang tepat, baik dan berkualitas didukung dengan Program GENOTA.***(Hft)