Sabtu, 14 Desember 2024

7 Hal Ini yang Membuat Timnas Maroko ‘Singa Atlas’ Istimewa

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Timnas Maroko menjadi kekuatan yang diperhitungkan di gelaran Piala Dunia 2022. (Foto: AFP)

Pekanbaru (Riaunews.com) – Maroko tak terbendung! Sekali lagi, Atlas Lions membuat keajaiban besar dengan meraih kemenangan historis atas Portugal untuk mencapai babak semi-final Piala Dunia 2022 Qatar.

90 menit membara dan menegangkan bagi Maroko dan seluruh suporter mereka, terutama di beberapa menit terakhir seiring Selecao melakukan gempuran membabibuta. Namun, sejarah telah tertulis.

Sebiji gol Youssef En-Nesyri cukup bagi pasukan Walid Regragui untuk menginspirasi dunia.

Dan, lusa, Kamis, 15 Desember 2022 dini hari, mereka akan meladeni Prancis di Semifinal.

Berikut tujuh hal yang membuat Maroko menjadi tim istimewa di Qatar, dikutip dari Goal.com!

Penjinak raksasa

Perjalanan inspiratif Maroko hingga berada di titik ini memang bukan semata karena keberuntungan.

Perhatikan baik-baik, para lawan yang mereka atasi adalah tim-tim kelas kakap, dari mulai fase grup hingga knock-out.

Satu grup dengan Belgia dan finalis edisi lalu Kroasia, itu adalah mimpi buruk. Tapi Maroko berhasil mengatasi keduanya dengan apik untuk keluar sebagai juara grup. Dan di babak gugur, batu terjal yang menghalangi mereka lebih besar lagi karena harus menghadapi jawara 2010 Spanyol dan jawara Euro 2016 Portugal. Namun, kita semua bisa menyaksikan keberhasilan bersejarah mereka itu.

“Kami ini sudah menghadapi Kroasia, Belgia, Kanada, Spanyol dan Portugal. Mereka adalah tim-tim terbaik,” tutur pelatih Maroko Walid Regragui, merefleksikan perjuangan timnya sejauh ini di Qatar usai menembus semi-final bersejarah.

Peringkat keempat, ketiga, runner-up atau jangan-jangan menjadi juara? Apapun akhir kisahnya, semua fans mungkin bisa bersepakat bahwa Maroko sejatinya telah memenangkan segalanya!

Pertahanan karang

Siapa yang bisa merobohkan back-four Maroko yang dipimpin sosok kaliber Achraf Hakimi dan tembok terakhir yang sedang naik daun Yassine Bounou? Ya, ini memang mengejutkan. Karena Maroko belum sekali pun kebobolan selama turnamen di Qatar! Lho, lawan Kanada?

Bukankah ketika melawan wakil dari Amerika Utara itu Atlas Lions ‘hanya’ kebobolan dari gol bunuh diri? Artinya, sejauh Piala Dunia 2022 bergulir, gawang pasukan Regragui belum sekali pun dinodai oleh lawan!

Yang lebih mencengangkan, dari total sembilan pertandingan terakhir di seluruh kompetisi, Maroko hanya kebobolan satu gol. BENAR, HANYA SATU GOL!

Afrika pertama untuk dunia

Prestasi terbaik para duta Afrika dalam sejarah Piala Dunia? Ya, sebatas menembus perempat-final.

Malam ini, seantero Benua Hitam tampaknya larut dalam lautan merah untuk membanggakan salah satu wakil mereka yang berhasil mengukir milestone fenomenal.

1970, Maroko jadi tim Afrika pertama yang meraih satu poin di Piala Dunia. 1986, mereka jadi tim Afrika pertama yang berhasil lolos ke babak gugur. Dan kini, Atlas Lions jadi tim Afrika pertama dalam sejarah yang mampu menembus babak semi-final!

Atmosfer suporter

Rakyat Maroko militan! Di setiap pertandingan yang dijalani tim kesayangan mereka, para loyalis Atlas Lions menunjukkan atmosfer yang benar-benar gila.

Bersorak sepanjang laga seperti tak mengenal kata lelah.

Mereka akan bising sebising-bisingnya dengan nada sinis setiap kali lawan memegang bola. Lalu, meneriakkan hal sebaliknya setiap kali Maroko menyerang.

Fans Maroko mendukung negara mereka dengan sepenuh hati, sepenuh raga. Seorang fan di Twitter menggambarkan keadaan suporter Maroko saat lawan Spanyol lalu: “Fans Maroko di stadion berada di level yang berbeda. Sangat berisik dan mengintimidasi. Siulan dan ejekan itu [datang] setiap kali bola berada kaki Spanyol. Atmosfer gila!”

Dan… Atmosfer gila itu kembali mereka bangun saat meladeni Portugal untuk kemudian meraih kemenangan historis!

Akhlak mulia

Pro-kontra tarian Brasil saat menghancurkan Korea Selatan akan jadi isu tersendiri di Qatar. Namun, Maroko mengajarkan bagaimana sikap respek yang sesungguhnya di lapangan.

Di menit-menit akhir ketika Pepe menyia-nyiakan peluang untuk menyeimbangkan skor, pemain senior Maroko Jawad El Yamid menunjukkan gesture yang tak terduga.

Sementara Pepe menyesali kegagalannya memaksimalkan kans emas sembari memegang kepalanya, El Yamid menghampiri veteran Portugal itu lalu mengecup hangat kepala eks Real Madrid tersebut.

Sebuah pemandangan yang mungkin jarang terlihat di sepakbola.

Doa ibu

Dari sisi spiritual, semua bisa bersepakat bahwa doa ibu adalah kunci keberhasilan, doa ibu adalah segalanya.

Satu hal yang menjadi cerita unik dari perjuangan Maroko adalah bagaimana mereka merayakan setiap kemenangan: para pemain berlari menghampiri ibu mereka terlebih dahulu untuk berselebrasi, layaknya anak kecil yang membutuhkan belaian orang tua.

Pemandangan Achraf Hakimi mendapat kecupan cinta dari sang ibu adalah sesuatu yang menghiasi media sosial kita selama perhelatan di Qatar. Dan, usai membekuk Portugal, Sofiane Boufal mengajak ibu tercintanya berdansa tipis di lapangan untuk merayakan kemenangan ikonis.

Untuk Palestina & muslim dunia

“Jangan bawa-bawa agama lah…” bilang sebagian orang. Namun, sulit memisahkan sepakbola dari nilai-nilai holistik, sebab kesuksesan akan erat kaitannya dengan hubungan vertikal bagi siapa pun yang meyakini konsep ketuhanan.

Suka tidak suka, sujud para pemain Maroko selepas peluit akhir laga versus Portugal adalah bentuk rasa syukur mereka pada Sang Khalik atas karunia kemenangan bersejarah ini. Suka tidak suka, Maroko telah menjadi representasi muslim di seluruh dunia yang mencintai sepakbola. Kemenangan Maroko adalah kemenangan muslim dunia di kancah sepakbola.

Dan pencapaian Maroko sejauh ini telah dipandang sebagai simbol perjuangan kaum muslim, sebagaimana bendera Palestina berdiri di tengah gelombang merah suporter Maroko serta beberapa pemain mengibarkan bendera negara Tanah Kan’an itu dalam perayaan kemenangan atas Portugal.

“Saat ini adalah momen spesial untuk seluruh Afrika, untuk semua negara Arab, untuk semua Muslim di seluruh dunia ini,” kata gelandang Maroko, Azzedine Ounahi.

Legenda Jerman Mesut Ozil, yang juga dikenal sebagai muslim taat, selepas kelolosan Maroko ke semif-final mencuit: “Bangga. Tim yang hebat, pencapaian luar biasa untuk negara Afrika dan muslim di seluruh dunia.”***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan