Doha (Riaunews.com)- Cerita Brasil di Piala Dunia 2022 selesai seiring kekalahan dari Kroasia. Tak ada lagi tarian perayaan gol tim Samba setelah tangisan di ujung laga perempat final.
Usai mimpi Brasil meraih trofi Piala Dunia keenam di Qatar. Ambisi Neymar dan kawan-kawan meneruskan tradisi negara pengoleksi gelar juara dunia terbanyak.
Menghadapi Kroasia, Brasil memiliki sederet peluang. Khususnya pada babak kedua, anak asuh Tite tersebut berulang kali menggedor gawang Kroasia yang dikawal Dominik Livakovic.
Neymar dan Lucas Paqueta punya kesempatan menjaringkan bola dari jarak dekat, namun Livakovic tampil apik.
Memasuki akhir babak pertama extra time, Neymar membobol gawang Livakovic. Brasil memimpin 1-0. Keunggulan tersebut gagal diamankan. Tiga menit jelang babak kedua extra time, gawang Alisson bobol oleh Bruno Petkovic.
Pada babak adu penalti Brasil gagal menaklukkan Kroasia. Dua penendang, Rodrygo dan Marquinhos, tak bisa memasukkan bola. Kekalahan tersebut membuat pemain-pemain Brasil menangis.
Sebelum tangisan bercucuran dari mata pemain Brasil, skuad Canarinho lebih dulu menampakkan sisi khas tersendiri dengan tarian yang penuh tawa dan suka cita.
Selebrasi dengan tarian muncul dan menjadi polemik ketika Brasil mengalahkan Korea Selatan. Ada yang menganggap pemain-pemain Brasil tak menghormati Korea Selatan dengan selebrasi tarian tersebut.
Pemain Brasil kemudian menjelaskan bahwa tarian adalah bagian dari budaya negara Amerika Selatan tersebut.
Bahkan menjelang melawan Kroasia, sudah dipersiapkan tarian selebrasi gol oleh pemain-pemain Brasil.
Gol bisa diciptakan pemain-pemain Brasil, namun kemenangan tak bisa diraih. Tangisan di Stadion Education City menandai akhir tarian Brasil di Piala Dunia kali ini.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.